Bos Telkomsel: Menyadap Presiden Itu Sulit

YOGYAKARTA – Berita soal aksi penyadapan terhadap pejabat Indonesia kembali mencuat setelah adanya bocoran dari mantan kontraktor NSA, Edward Snowden. Aksi penyadapan itu disebut-sebut menggunakan jaringan operator seluler Telkomsel. Apa komentar pihak Telkomsel terkait informasi tersebut?

Isu aksi penyadapan kembali memanas, jaringan sejumlah operator seluler di Indonesia dilaporkan disadap oleh pihak asing. Salah satu operator yang disebut-sebut ikut terkena sadap adalah Telkomsel. Saat ditanyakan soal masalah tersebut, pihak Telkomsel memastikan jaringannya aman, meski mengakui kemungkinan disadap tetap ada.

Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah mengatakan bahwa kasus penyadapan di setiap negara pasti ada, termasuk di Indonesia. Dan sebagai penyedia jaringan, dia tak menampik kemungkinan jaringan operator bisa saja kena sada?p, meski kemungkinannya kecil.

“Semua operator kemungkinan disadap pasti ada, tapi kemungkinanya kecil karena kami selalu melakukan audit berkala secara ketat, sesuai yang diperintahkan undang-undang,” kata Ririek di Hotel Eastparc, Yogyakarta pada akhir pekan lalu.

Dia menegaskan, bahwa pihaknya akan selalu mematuhi peraturan yang sudah ditetapkan pemerintah sesuai UU Telekomunikasi No. 36/1999, dan juga aturan yang berlaku secara internasional yang dibuat ITU (International Telecommunication Union).

Penyadapan Hanya untuk Kepentingan Hukum

SingTel BTSMenurutnya, aktifitas penyadapan memang dibolehkan menurut UU Telekomunikasi, tapi hanya untuk kepentingan penegakan hukum. Dalam hal ini, setiap operator wajib memfasilitasi aparat penegak hukum untuk mengakses jaringannya.

“Kalau untuk penegakan hukum, setiap operator wajib untuk memfasilitasinya, karena itu sudah sesuai dengan Undang-undang,” tandasnya.

Ia pun memastikan dari hasil audit yang dilakukan sebelumnya, jaringan Telkomsel dipastikan aman dari aksi penyadapan. Mengenai isu penyadapan akses telekomunikasi ke nomor seluler presiden (SBY) beberapa waktu lalu, Ririek mengatakan hal itu sulit dilakukan.

“Menyadap presiden itu sulit, karena mereka pasti punya peralatan khusus untuk pengamanan. Sama seperti bank yang ingin membawa uang, pasti mobilnya harus disiapkan sendiri sistem keamanannya. Tidak mungkin semua mobil dibikin seperti itu, karena biayanya pasti mahal,” jelas Ririek. [HBS]

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI