Berapa Lama Waktu Maksimal Menggunakan Gadget?

Telset.id, Jakarta – Smartphone memiliki sisi positif dan negatif bagi remaja. Untuk itu remaja tidak boleh terlalu lama menggunakan gadget demi mencegah perilaku kecanduan gadget. Lantas, berapa lama waktu menggunakan gadget yang ideal?

Menurut Founder Sejiwa Foundation Diena Haryana  durasi screen time atau  jumlah waktu yang diperbolehkan untuk melihat ‘layar’ atau menggunakan gadget untuk remaja tidak boleh terlalu lama.

Bagi remaja dengan usia 16 tahun hingga 18 tahun maka durasi maksimal menggunakan gadget hanya 4 jam per hari. “Saya berani mengatakan jika remaja usia 16 tahun hingga 18 tahun maksimum screen time adalah 4 jam,” kata Diena kepada Telset.id.

{Baca juga: Fatal! Kecanduan Gadget Bisa Mengubah Bentuk Otak manusia}

Selama 4 jam, orang tua juga harus mengingatkan anaknya untuk beristirahat selama 30 menit. Tujuannya supaya tidak terlalu fokus dengan gadget mereka.

“Perlu ada screen break selama setengah jam agar seimbang. Orang tua bisa mengajak anak untuk makan atau melupakan sejenak aktivitas mereka,” tutur Diena.

Melalui webinar yang diselenggarakan Google Indonesia dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) pada Selasa (21/07/2020), Diena menambahkan jika durasi screen time untuk anak dan remaja berbeda-beda.

{Baca juga: Catat! 4 Cara untuk Mencegah Kecanduan Gadget pada Anak}

Menurutnya semakin muda usia anak maka durasi screen time gadget semakin kecil. Bahkan untuk anak usia 2 sampai 5 tahun orang tua jangan memberikan izin mereka untuk menggunakan gadget.

“Anak usia  2 tahun sampai 5 tahun ini lebih baik tidak menggunakan gawai. Usia 5 tahun dan 6 tahun boleh diperkenalkan namun hanya untuk berkomunikasi seperti video call dengan ayahnya,” tambah Diena.

Pembatasan penggunaan gadget bertujuan untuk mencegah prilaku kecanduan gadget pada anak. Kecanduan gadget sendiri merupakan prilaku yang bisa berdampak pada kesehatan mental anak.

{Baca juga: Anak-anak Kecanduan Main TikTok? Begini Cara Mencegahnya}

Anak-anak yang kecanduan gadget biasanya tidak fokus saat melakukan aktivitas lainnya karena pikirannya hanya berkaitan dengan konten-konten di dalam gadget seperti game dan media sosial.

“Dampaknya adalah anak-anak tidak bisa fokus ke hal-hal yang lain. Misalnya mereka tidak merasa lapar saat fokus menggunakan gawai,” tutup Diena.

Program Tangkas Berinternet

Diskusi Diena mengenai kecanduan gadget merupakan bagian dari program Tangkas berinternet dari Google Indonesia bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA).

Menurut Head of Public Policy Google Indonesia, Putri Alam program Tangkas Berinternet adalah program global literasi digital dan keamanan online yang dijalankan oleh Google untuk meningkatkan keamanan berinternet anak-anak.

Program Google yang hadir untuk menyambut hari anak nasional ini memuat beberapa materi ajar untuk guru dan orang tua, situs terkait literasi digital, permainan berbasis web dan Interland.

{Baca juga: 7 Aplikasi untuk Bantu Kurangi Kecanduan Smartphone}

Semuanya hadir untuk membantu mengajarkan konsep literasi digital kepada anak-anak dengan bantuan guru dan orang tua.

“Program ini dirancang supaya lebih tangkas berinternet dengan memberikan pengajaran pelajaran secara positif dan menyenangkan,” tutur Putri.

Putri juga menambahkan jika  program ini juga untuk menyambut Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli mendatang.

Hari anak nasional menurutnya bisa menjadi momentum supaya keluarga bisa lebih melindungi anak-anak saat mengakses internet khususnya dimasa pandemi Covid-19. Keluarga harus menerapkan aturan supaya anak-anak bisa bijak mengakses internet.

{Baca juga: Ingin Kurangi Penggunaan Gadget pada Anak? Coba Cara Ini}

“Sangat penting bagi keluarga untuk dapat menerapkan aturan dasar digital dan praktek aman internet seperti halnya di kehidupan nyata,” tambah Putri.

Senada dengan Putri, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga juga mengatakan jika perlidungan anak di dunia maya adalah tangung jawab semua.

“Perlindungan dan pemenuhan hak anak harus diwujudkan kapan saja dan dimana saja, tidak terkecuali di dalam berinternet. Apalagi pada masa pandemi Covid-19 ini, internet menjadi kebutuhan bagi anak untuk menjalani kegiatan belajar dari rumah,” ujarnya.

Bintang berharap supaya orang tua bisa memberi pendampingan saat anaknya sedang mengakses internet. Orangtua harus menjadi teman diskusi sehingga anak-anak bisa lebih bijaksana saat mengakses internet.

“Bagi orang tua, dampingilah anak-anak selama berinternet. Jadikanlah mereka partner diskusi yang setara dengan kita, sehingga mereka memahami sisi positif dan negatif dari internet,” kata Bintang.

{Baca juga: Mahasiswa UI Ciptakan Gelang Anti Kecanduan Smartphone}

Terakhir Bintang berharap semoga program ini menjadi momentum untuk mewujudkan pemenuhan hak-hak dan perlindungan di internet demi kepentingan terbaik bagi anak.

“Melindungi anak kita, semua anak-anak di Indonesia, adalah tanggung jawab kita bersama. Selamat Hari Anak Nasional 2020 – anak terlindungi, Indonesia maju,” tutup Bintang.

Salah satu kegiatan program ini adalah webinar dengan tema “Tangkas Berinternet: Membantu Keluarga Mempraktikkan Keamanan Berinternet dan Membangun Kebiasaan Digital yang Baik”. [NM/HBS]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI