Obat Covid-19 Ditemukan, Tapi Punya Efek Samping

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta  – Perlombaan untuk mencari vaksin maupun obat Covid-19 masih berlangsung. Banyak perusahaan di dunia mencari penangkal virus Corona, tetapi sejauh ini belum ada yang berhasil.

Seperti dilansir Ubergizmo, WHO mengklaim bahwa setidaknya ada 70 vaksin yang saat ini masih dalam pengembangan. Gilead Sciences adalah satu perusahaan yang coba mengembangkan obat penangkal corona.

Meski terbilang potensial, dikutip Telset.id, Senin (27/4/2020), obat Covid-19 buatan Gilead Sciences tampaknya memiliki efek samping yang tidak diinginkan, yakni bisa menurunkan kuantitas sperma.

{Baca juga: AI dari Alibaba Mampu Deteksi Virus Corona dalam Sekejap}

Menurut sebuah laporan dari Bloomberg, mengutip sebuah penelitian yang diposting ke situs pra-cetak yang dioperasikan oleh Cold Spring Harbor Laboratory, uji coba obat itu ke tikus menurunkan jumlah sperma.

Studi tersebut mengklaim bahwa dalam percobaan yang melibatkan 28 tikus, ditemukan bahwa jumlah dan motilitas sperma cenderung mengalami tren penurunan, bersamaan dengan sejumlah kelainan sperma.

Apakah hal serupa bakal terjadi jika obat dikonsumsi oleh manusia? Sejauh ini memang belum bisa dibuktikan. Yang jelas, penurunan jumlah sperma bukanlah sesuatu yang diinginkan oleh sang pembuat obat.

Sebelumnya, beberapa ramuan kuno digunakan untuk pengobatan virus corona. Misalnya, obat yang dimaksudkan untuk mengobati disfungsi ereksi ternyata telah membantu pasien yang berada pada tahap kritis infeksi.

Sebelumnya, Australia mengklaim telah mencapai langkah penting dalam mengembangkan vaksin virus Corona atau Covid-19. Para peneliti di Negeri Kangguru tersebut sudah berhasil memetakan tanggapan kekebalan tubuh dari pasien pertama virus Corona.

Covid-19 sudah menginfeksi lebih dari 168.000 orang di seluruh dunia dan menewaskan sedikitnya 6.610 orang. Sebagian besar dari mereka yang terinfeksi hanya mengalami gejala ringan. Kondisi parah atau kritis hanya dialami 20 persen pasien.

{Baca juga: Australia Capai Langkah Besar untuk Temukan Vaksin Virus Corona}

Dilansir New York Post, ketika para ilmuwan berebut untuk mengembangkan vaksin, para peneliti di Institut Australia untuk Infeksi dan Kekebalan Peter Doherty menyatakan telah mengambil langkah penting dalam memahami virus Corona.

Dengan memeriksa hasil tes darah dari seorang wanita tak dikenal berusia 40an tahun, para ilmuwan menemukan fakta bahwa sistem kekebalan tubuh manusia ternyata merespons virus Corona dengan cara yang sama seperti melawan flu. [SN/HBS]

 

SourceUbergizmo

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI