Telset.id, Jakarta – Saat ini belum ada vaksi atau obat Covid-19. Dokter pun hanya dapat mengobati gejala yang muncul, seperti demam, batuk, pusing, dll. Namun seorang dokter bernama Jacob Glanville percaya bahwa dalam waktu beberapa bulan ke depan obatnya akan ditemukan.
Seperti dikutip Telset.id dari Ubergizmo, Selasa (7/4/2020), dokter bernama Jacob Glanville percaya bahwa dalam waktu beberapa bulan ke depan, kemungkinan besar ada rencana perawatan untuk kasus Covid-19.
{Baca juga: Peneliti Inggris Ciptakan Alat Tes Covid-19 yang Terhubung ke Smartphone}
Glanville adalah pendiri sekaligus CEO perusahaan biotek bernama Distributed Bio. Ia juga anggota Dewan Penasihat Ilmiah untuk program bioteknologi UCSF. Baru-baru ini, ia nongol dalam film dokumenter Netflix.
Tak cukup, Glanville pun dikenal karena penelitiannya untuk vaksin flu universal. Nah, kepada publik, Glanville mengklaim bahwa perusahaannya telah mengembangkan pengobatan potensial untuk penanganan Covid-19.
Meski demikian, semua perlu melewati serangkaian uji coba sebelum memastikan bahwa pengobatan benar-benar aman. Glanville mengatakan, langkah selanjutnya akan melibatkan militer untuk proses pengujian.
Dengan asumsi semua proses berjalan dengan baik, Glanville percaya ada kemungkinan bahwa perawatan tersebut akan tuntas pada September 2020. Sekarang, pengembangan pengobatan ala Glanville masih abu-abu.
{Baca juga: Israel Pakai Teknologi Anti Terorisme untuk Lawan Virus Corona}
Apa yang diupayakan oleh Glanville dan tim merupakan satu dari sekian klaim yang cukup berani. Apapun itu, kabar tersebut membawa harapan. Semoga banyak perusahaan berupaya keras untuk menemukan vaksin serupa.
Seperti sebelumnya Australia dikabarkan telah mencapai langkah penting dalam mengembangkan vaksin virus Corona atau Covid-19. Para peneliti di Negeri Kangguru tersebut sudah berhasil memetakan tanggapan kekebalan tubuh dari pasien pertama virus Corona.
para peneliti di Institut Australia untuk Infeksi dan Kekebalan Peter Doherty menyatakan telah mengambil langkah penting dalam memahami virus Corona.
{Baca juga: Australia Capai Langkah Besar untuk Temukan Vaksin Virus Corona}
Dengan memeriksa hasil tes darah dari seorang wanita tak dikenal berusia 40an tahun, para ilmuwan menemukan fakta bahwa sistem kekebalan tubuh manusia ternyata merespons virus Corona dengan cara yang sama seperti melawan flu.
Temuan tersebut bisa membantu para ilmuwan dalam memahami mengapa beberapa pasien pulih, sementara yang lain menjadi lebih parah karena masalah pernapasan yang lebih serius. [SN/HBS]