Kongres AS “Kepo” soal TikTok ke Google dan Apple

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta  – Ketua panel kongres Amerika Serikat (AS) bertanya kepada Google dan Apple soal kemungkinan adanya aplikasi yang bisa dimanfaatkan untuk memata-matai pengguna. Pertanyaan ini ada hubungannya dengan aplikasi TikTok yang dicurigai sebagai alat mata-mata China.

Seperti dikutip Telset.id dari Reuters, Senin (16/12/2019), pertanyaan itu dilontarkan oleh kongres seiring kekhawatiran mengenai upaya mata-mata pemerintah China via aplikasi TikTok dan Grindr.

{Baca juga: Anggota DPR Minta Angkatan Darat AS Stop Pakai TikTok}

Stephen Lynch, ketua subkomite Komite Pengawas Dewan Perwakilan Rakyat, meminta kepada Google dan Apple untuk terbuka, apakah meminta pengembang aplikasi untuk mengungkapkan hubungan non-AS.

Fakta bahwa China memperoleh data sensitif tentang warga AS melalui aplikasi media sosial cukup menyakitkan bagi kongres. Apalagi, saat ini AS dan China masih terlibat dalam pusaran perang dagang nan panas.

“TikTok, yang sangat populer di kalangan remaja, dimiliki oleh perusahaan asal China, ByteDance. Pengembang asing tertentu mungkin telah memberikan data sensitif warga AS melalui aplikasi seluler,” kata Lynch.

Ia melanjutkan, jika hal tersebut dibiarkan, bisa menciptakan risiko keamanan nasional yang signifikan. Karenanya, kongres bertanya melalui surat kepada bos Google, Sundar Pichai, dan CEO Apple, Tim Cook.

{Baca juga: Bantah Terkait China, TikTok Kirim Surat ke Parlemen AS}

Sayang, Baik Apple maupun Google tidak menanggapi permintaan komentar. Kabar terbaru menyebut bahwa ByteDance telah meningkatkan upaya untuk memisahkan aplikasi dari banyak kepentingan di China.

Sebelumnya, Senator dari Partai Demokrat, Chuck Schumer, berkirim surat kepada Sekretaris Angkatan Darat Amerika Serikat (AS), Ryan McCarthy. Schumer khawatir  soal kebijakan militer AS menggunakan TikTok untuk merekrut calon prajurit.

“Angkatan Darat AS harus mengadaptasi teknik perekrutan lain untuk menarik minat kaum muda sebagai calon prajurit. Jangan pakai produk perusahaan teknologi China karena berisiko bagi keamanan nasional,”  tulis Schumer dalam surat itu.

TikTok, aplikasi video pendek yang populer di kalangan remaja AS, meningkatnya ketegangan antara Washington dan Beijing karena perdagangan dan transfer teknologi. Pengembang TikTok sudah menegaskan tak punya keterkaitan dengan China.

Menurut laporan Reuters, dikutip Telset.id, Rabu (13/11/2019), sekitar 60 persen dari 26,5 juta pengguna aktif bulanan TikTok di AS berusia antara 16 tahun dan 24 tahun. Pemerintah AS pun resah terhadap keamanan domestik setelah melihat fakta itu.

{Baca juga: Amerika Serikat Tuding TikTok Ancam Keamanan Nasional}

“Para pakar keamanan nasional telah menyuarakan keprihatinan tentang pengumpulan dan penanganan data pengguna TikTok, termasuk konten, komunikasi, alamat IP, data lokasi, metadata, dan informasi pribadi sensitif lainnya,” tulis Shumer.

Lebih lanjut, ia juga menyatakan sangat prihatin dengan keberadaan undang-undang China yang mengharuskan perusahaan domestik untuk mendukung dan bekerja sama dengan tugas-tugas intelijen yang dikendalikan oleh Partai Komunis.[SN/HBS]

Sumber: Reuters

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI