Telset.id, Jakarta – Melihat email kita dibanjiri spam memang menjengkelkan. Selain itu, resiko spam jahat yang disusupi malware masih menjadi momok bagi pengguna. Google nampaknya menyadari kekhawatiran itu, dan coba mengatasinya dengan fitur keamanan baru bernama SMS Verifikasi.
Fitur baru ini diklaim dapat meredam penyebaran spam jahat yang sudah disusupi malware berbahaya yang dikirimkan via SMS kepada pengguna. Bagaimana cara kerjanya?
{Baca juga: Google AI Blokir Jutaan Pesan Spam per Hari}
Seperti dikutip Telset.id dari Venture Beat, Sabtu (14/12/2019), SMS verifikasi ini akan bekerjasama dengan perusahaan untuk mengidentifikasi keaslian dari pesan singkat atau SMS yang dikirimkan ke pangguna.
Seperti kita tahu, saat ini masih cukup banyak perusahaan yang mengandalkan SMS sebagai jalur untuk verifikasi. Misalnya, untuk bisa masuk ke aplikasi tertentu atau melakukan proses pembayaran online, perusahaan mengirimkan One Time Password (OTP) ke nomor pengguna.
Namun pengguna sering menerima SMS masuk yang tak jelas siapa pengirimnya, dan malah terkadang pesan yang masuk itu berisi tautan berbahaya. Pesan ini biasanya dikirimkan pelaku kejahatan yang sengaja menyusup via spam.
Dengan adanya fitur SMS verifikasi, Google dan perusahaan yang bekerjasama akan bisa mengidentifikasi keaslian dari pesan singkat tersebut. Karena pesan yang dikirimkan perusahaan yang menjadi mitra Google akan menampilkan nama dan logo perusahaan di jendela obrolan.
Sayangnya, fitur baru ini belum tersedia secara global, karena baru beberapa negara saja yang sudah bisa mendapatkannya, seperti Amerika Serikat, India, Meksiko, Brasil, Inggris, Prancis, Filipina, Spanyol, dan Kanada.
{Baca juga: Kini Sudah Ada Pelindung Spam di Google Message?}
Sementara perusahaan yang saat ini sudah bermitra dengan Google untuk menggunakan fitur ini antara lain, Branco Bradesco, Kayak, Payback, SoFi, dan 1 800-Flowers.
Masih belum jelas apakah fitur ini akan dirilis secara global. Google sendiri mengatakan tak menutup kemungkinan fitu SMS verifikasi akan diluncurkan ke lebih banyak negara. Apakah Indonesia juga akan bisa mendapatkan fitur ini? Kita tunggu saja. [HBS]
