Telset.id, Jakarta – Proyek satelit Starlink SpaceX milik Elon Musk akan meningkat setelah peluncuran 60 satelit ke orbit, Senin (11/11/2019) waktu setempat, dari landasan Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat. Satelit ini akan dipakai untuk pengembangan internet super cepat.
Meski para ilmuwan khawatir peningkatan jumlah satelit merupakan ancaman bagi astronomi, peluncuran 60 satelit Starlink oleh SpaceX merupakan kemajuan besar bagi internet super cepat=.
{Baca juga: Sempat Gagal, SpaceX Siap Luncurkan 60 Satelit Starlink ke Orbit}
Seperti dikutip Telset.id dari Ubergizmo, Rabu (13/11/2019), setelah roket Falcon 9 lepas landas dari Cape Canaveral, tepat di ketinggian 280 kilometer, puluhan satelit Starlink langsung menyebar di angkasa.
Sekadar informsi, proyek Starlink bertujuan untuk menyebarkan jaringan 12.000 satelit ke seluruh dunia. Tujuannya untuk memungkinkan akses internet berkecepatan tinggi di beberapa negara yang mendukung.
Setelah mengudara, roket Falcon 9 berhasil mendarat di landasan pendaratan yang berbasis di laut Atlantik. International Telecommunications Union bertanggung jawab atas izin peluncuran puluhan satelit itu.
SpaceX berambisi untuk menambah 30.000 satelit di orbit. Namun demikian, belum ada konfirmasi resmi mengenai informasi tersebut. Belum ada kabar apakah SpaceX mendapatkan persetujuan atau tidak.
{Baca juga: Kantongi Izin, SpaceX Siap Luncurkan 7.518 Satelit Internet}
Ancaman peluncuran satelit terhadap Astronomi sekarang memang menjadi perhatian para ilmuwan. Rangkaian peluncuran berikutnya bisa terpengaruh jika SpaceX tidak mengatasi permasalahan itu.
Sebelumnya dikabarkan bahwa Komisi Komunikasi Federal Amerika Serikat (FCC) menyetujui permintaan SpaceX untuk meluncurkan 7.518 satelit ke orbit dengan tujuan menyediakan layanan internet. Perusahaan menargetkan misi itu bisa terlaksana pada pertengahan 2020.
[SN/HBS]
Sumber: Ubergizmo