Telset.id, Jakarta – Pada 5 November 2019 kemarin, NASA menyatakan telah membuka sampel batuan 73002 yang sebelumnya disegel. Sampel batuan NASA tersebut dibawa kembali dari Bulan pada tahun 1972.
Pembukaan sampel batuan itu bersamaan dengan inisiatif Apollo Next-Generation Sample Analysis (ANGSA). ANGSA dirancang menggunakan teknologi baru yang tidak ada saat sampel batuan dikumpulkan.
“Kali ini, kami dapat melakukan pengukuran yang tidak mungkin dilakukan selama tahun-tahun program Apollo,” kata ilmuwan program ANGSA, Sarah Noble, dikutip Telset.id dari New York Post, Jumat (08/11/2019).
{Baca juga: Astronot Potret Badai Petir dari Stasiun Luar Angkasa}
Menurutnya, analisis sampel batuan bulan itu akan memaksimalkan pengembalian sains dari Apollo dan memungkinkan ilmuwan dan kurator baru untuk memperbaiki teknik dan membantu persiapan penjelajahan.
Sampel 73002 adalah satu dari dua sampel batuan bulan yang dibawa kembali dari misi Apollo 17 oleh astronot Gene Cernan dan Harrison “Jack” Schmitt. Sampel akan dibagi menjadi beberapa bagian untuk dipelajari.
“Sampel tersebut memungkinkan para ilmuwan untuk mendapatkan wawasan tentang asal-usul endapan es kutub Bulan serta sumber daya potensial lainnya guna eksplorasi pada masa depan,” sambung NASA.
{Baca juga: NASA akan Kirim Robot Pemburu Air ke Bulan}
Sehubungan dengan pengumuman itu, NASA berbagi gambar yang membandingkan analisis sinar-X pada 1974 dan tomografi komputer sinar-X pada 2019. Hasilnya, terbukti ada kemajuan teknologi selama 45 tahun terakhir.
Sebelumnya, NASA berencana akan mengirim robot berukuran sebesar mobil golf ke Bulan pada tahun 2022. Tugasnya untuk mencari simpanan air di bawah permukaan. Hal itu merupakan upaya untuk mengevaluasi sumber daya vital sebelum manusia kembali ke Bulan pada 2024.
Menurut NASA, mengetahui keberadaan sumber air minum di Bulan sangatlah penting. Sebab, jika penjelajahan ke Bulan jadi dilakukan, astronot bisa menggunakannya untuk kebutuhan minum serta bahan bakar roket. (SN/FHP)
Sumber: New York Post