Telset.id, Jakarta – Spyware Pegasus kerap mengincar akun WhatsApp tokoh-tokoh penting. Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan Badan Intelijen Nasional (BIN) diminta untuk bisa melindungi Presiden Jokowi dari serangan Spyware jahat tersebut.
Menurut pengamat keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, menjelaskan jika Spyware Pegasus amat berbeda dengan spyware yang sebelumnya sempat beredar di perangkat lunak smartphone. Pasalnya virus tersebut mampu menyamar sehingga sulit dideteksi.
“Kalau spyware konvensional bisa kelihatan ciri-cirinya seperti baterai jadi mendadak boros atau kuota termakan banyak padahal tidak banyak kegiatan yang dilakukan. Kalau Pegasus sulit karena dia sangat pintar menyamarkan dirinya dan sangat sulit di deteksi. Maksudnya tidak memberikan perubahan yang berarti pada handphone,” ujar Alfons kepada Tim Telset.id pada Rabu (06/11/2019).
{Baca juga : Tanggapan Menkominfo Johnny Terkait Spyware Pegasus}
Alfons mengatakan bahwa virus ini sebenarnya meretas para tokoh-tokoh penting. Maka Alfons meminta kepada BIN dan BSSN untuk mengantisipasi agar Presiden Jokowi dan para pejabat lain tidak menjadi korban dari spyware jahat tersebut.
“Secara teknis bisa tetapi biasanya ini mengincar high profile people, jadi orang awam biasanya tidak menjadi sasaran Pegasus. Bisa saja kalau digunakan oleh negara lain terhadap Presiden Jokowi dan pejabat Indonesia. Tugas BIN atau badan terkait untuk mengantisipasi hal ini,” tuturnya.
“Mereka lebih tahu tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk melindungi pejabat penting,” tutup Alfons.
{Baca juga: Jahatnya Kemampuan Spyware Pegasus yang Infeksi WhatsApp}
Sebelumnya Spyware Pegasus disebut-sebut sebagai biang keladi atas kasus peretasan WhatsApp yang menargetkan 1.400 orang dari berbagai pihak, termasuk diplomat, pembangkang politik, wartawan, dan pejabat senior pemerintah.
Spyware ini dibuat oleh perusahaan asal Israel, NSO Group. Facebook, sebagai perusahaan pemilik WhatsApp pun mengungkap sejumlah fakta dari kemampuan dalam gugatannya terhadap NSO Group.
Facebook, sebagai perusahaan pemilik WhatsApp pun mengungkap sejumlah fakta dari kemampuan Pegasus, dalam gugatannya terhadap NSO Group.
Raksasa media sosial besutan Mark Zuckerberg itu menyebut bahwa NSO Group menyusupkan Pegasus melalui fitur video call WhatsApp. Saat spyware tersebut masuk, Pegasus langsung menjalankan kode berbahayanya di smartphone korban. [NM/HBS]