Telset.id, Jakarta – Apple meminta kepada pemasok untuk meningkatkan produksi iPhone 11 hingga 8 juta unit atau sekitar 10 persen. Hal itu mengisyaratkan bahwa permintaan untuk iPhone 11 mengalami peningkatan.
“Sebelumnya, Apple cukup konservatif dalam menempatkan pesanan. Namun, setelah ada peningkatan permintaan, volume produksi untuk iPhone 11 akan lebih tinggi dibanding tahun lalu,” kata seorang sumber.
{Baca juga: Harga iPhone 11 Lebih Murah dari iPhone XR}
Menurut laporan Reuters, dikutip Telset.id, Minggu (6/10/2019), saham perusahaan naik 1,8 persen menjadi USD 224,78 atau Rp 3,1 juta per lembar pada awal perdagangan. Hal tersebut cukup melegakan para investor.
Lonjakan pesanan iPhone baru-baru ini terkonsentrasi ke iPhone 11 versi termurah dan iPhone 11 Pro. Sebaliknya, Apple sedikit mengurangi pesanan untuk iPhone 11 Pro Max yang berharga USD 1.099 atau Rp 15,5 jutaan.
“Terlepas dari gejolak perang dagang antara Amerika Serikat dan China, Apple melihat permintaan iPhone 11 sangat kuat dan menentang banyak skeptis selama beberapa bulan terakhir,” ujar analis Wedbush lewat catatan.
Asal tahu saja, iPhone 11 hadir di toko-toko di China pada September 2019 dengan antrean konsumen cukup pendek. Hal itu berbeda dengan ratusan calon pembeli yang berkemah demi iPhone keluaran tahun lalu.
{Baca juga: Sah! Trio iPhone 11 dan Redmi Note 8 Masuk Indonesia}
CEO Apple, Tim Cook, mengatakan pada awal pekan ini bahwa penjualan iPhone 11 akan menjadi sangat kuat. Analis JP Morgan juga telah menaikkan perkiraan untuk angka pengiriman iPhone keluaran terbaru ke pasar. [SN/HBS]
Sumber: Reuters