Telset.id, Jakarta – Sebuah studi mengemukakan fakta yang mengejutkan. Menurut penelitian oleh De Montfort University di Leicester, Inggris, ada ketegangan antara manusia dan robot di tempat kerja.
Penyebabnya, para pekerja tidak ingin tenaga dan lahan pekerjaan mereka direbut oleh robot. Itu dibuktikan setelah para pekerja di perusahaan Inggris sengaja “menyabotase” robot di tempat kerja mereka.
Menurut Telegraph, para pengusaha tidak menjelaskan alasan kenapa harus menggunakan jasa robot. Namun, ada sedikit keterangan yang didengar oleh pemimpin penelitian mengaku mendengar dari pekerja yang menghalangi robot dan melakukan tindakan sabotase kecil.
{Baca juga: Elon Musk: AI Bikin Manusia Mirip Simpanse}
“Inggris tampaknya memiliki masalah cukup serius dengan difusi dan penggunaan teknologi,” ujarnya.
Universitas De Montfort menyangkal bahwa peneliti mereka yang membuat klaim tersebut. Makalah penelitian yang diterbitkan mencatat bagaimana Inggris berbeda dengan negara-negara lain dalam menyikapi penggunaan teknologi di tempat kerja.
Jika dibandingkan dengan pekerja di Norwegia misalnya. Seperti dikutip dari New York Post, Selasa (01/10/2019), pekerja di sana memberikan nama kepada robot dan menggunakannya untuk menghindari tugas yang berulang atau lebih berat. Namun, Inggris tidak demikian.
{Baca juga: Robot Humanoid Atlas Makin Mirip Manusia}
Berdasarkan laporan perusahaan peramalan global Oxford Economics baru-baru ini, memperkirakan bahwa tenaga 20 juta orang akan digantikan oleh robot di tempat kerja pada 2030 mendatang.
Bahkan, di kawasan Yorkshire Timur, Lincolnshire Utara, Shropshire, Stafordshire, Cumbria, Wales Barat, disebut-sebut sebagai daerah paling rentan dengan kemunculan robot. Namun, pemakaian teknologi tidak bisa dihindari sehingga mengancam pekerja. (SN/FHP)
Sumber: New York Post