Aplikasi Kesehatan Ini Ungkap Takaran Ideal Minum Kopi

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Platform informasi kesehatan HonestDocs, kembali merilis hasil risetnya mengenai masalah kesehatan di Indonesia. Kali ini riset yang dipaparkan adalah soal tren konsumsi dan takaran ideal untuk minum kopi.

Selama 10 tahun belakangan, jumlah penggemar kopi di Tanah Air kian meningkat pesat. Melihat tren yang menarik ini, HonestDocs, sebuah platform informasi kesehatan melakukan survei nasional kepada 9.684 masyarakat Indonesia untuk menangkap pola kebiasaan minum kopi. Bagaimana hasilnya?

Jika dulu kopi identik sebagai minuman untuk orang dewasa, kini tipe olahan kopi mulai dari latte, cappuccino, espresso, hingga es kopi susu menjadi konsumsi harian masyarakat Indonesia dalam berbagai bentuk dan variasi.

Berdasarkan data dari Organisasi Kopi Internasional atau International Coffee Organization (ICO), konsumsi kopi di kalangan masyarakat Indonesia melonjak hingga 174%, yaitu dari 1,68 juta bungkus pada tahun 2000 menjadi 4,6 juta bungkus pada tahun 2016.

{Baca juga: Waduh! Main Ponsel Sebelum Tidur Pengaruhi Kesehatan Mental}

Seiring dengan menjamurnya kedai kopi menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat perkotaan, tingkat konsumsi kopi arabika dan robusta terus meningkat sebanyak 8% setiap tahunnya.

Melihat tren yang menarik ini, HonestDocs melakukan survei nasional kepada 9.684 masyarakat Indonesia untuk menangkap pola kebiasaan minum kopi mereka.

Responden penelitian terdiri dari proporsi responden pria sebesar 35% dan wanita sebesar 65%, dengan dominasi usia di antara 18-34 tahun. Dari data yang terkumpul, terdapat banyak temuan menarik soal kebiasaan konsumsi kopi di Indonesia.

Pertama, 61% responden yang didominasi oleh pria mengaku sebenarnya tidak suka minum kopi. Sementara 39% dari partisipan studi mengaku minum kopi minimal 1 gelas sehari.

Dalam hal frekuensi, rata-rata mayoritas responden menikmati 1 gelas kopi per hari (21,6%), namun tidak sedikit juga yang meminum sekitar 2-3 gelas per hari (10,5%), dan bahkan sekitar 1,9% responden terbiasa minum kopi lebih dari 11 gelas setiap harinya!

Kedua, data menunjukkan bahwa pria lebih sering mengkonsumsi kopi dalam sehari dibandingkan wanita. Rata-rata wanita Indonesia mengkonsumsi 1 gelas kopi per hari (64,4%), sementara mayoritas responden pria menghabiskan 2-3 gelas kopi per hari (21%).

Sebanyak 4,5% responden pria mengaku minum kopi 4-5 gelas per hari, dan bahkan 3% lainnya mengaku menghabiskan lebih dari 11 gelas kopi. Jumlah peminum kopi terbanyak ada pada provinsi DKI Jakarta (57%), Sumatera Barat (57%), dan Sulawesi Utara (51%).

Ketiga, jika dulu kopi identik sebagai minuman untuk orang dewasa, kini banyak penikmat kopi berasal dari demografi yang lebih muda. HonestDocs menemukan bahwa 23% remaja berusia 12-17 tahun mengaku suka minum kopi.

Ditemukan juga semakin bertambah usia, tingkat keseringan konsumsi kopi semakin meningkat. Sebanyak 23% responden lansia bahkan minum kopi setidaknya 11 gelas sehari! Hal ini tentu mengejutkan, mengingat kopi merupakan minuman yang mengandung kafein dan tidak selalu cocok untuk lansia.

Faktanya, konsumsi kopi berlebihan bisa memberikan efek negatif untuk kesehatan dalam jangka panjang. Kandungan kafein dalam kopi bisa memberikan stimulan pada otak agar tidak mengantuk.

Namun, jika dikonsumsi terlalu sering, kandungan ini bisa menimbulkan masalah pencernaan dan otak. Belum lagi kadar gula yang tinggi pada sajian kopi tertentu.

{Baca juga: Ini Durasi Ideal Penggunaan Media Sosial Menurut Ilmuwan}

Menurut penelitian dalam jurnal PLoS ONE tahun 2015, takaran ideal konsumsi kopi adalah 2-3 gelas per hari. Dengan takaran ideal ini, kandungan antioksidan pada kopi dapat bekerja secara optimal untuk menangkal radikal bebas dalam tubuh.

Tubuh akan terhindar dari risiko penyakit kardiovaskular, gangguan pencernaan, serta kematian dini. Bahkan, menurut penelitian tersebut, takaran 2-3 gelas atau setara dengan 170-375 mg kafein per hari bisa menurunkan resiko disfungsi erektil.

Untuk pola konsumsi yang lebih sehat, hindari menambahkan gula ke dalam kopi. Alih-alih menyehatkan, asupan gula justru menambah jumlah kadar gula atau kalori yang mengganggu metabolisme tubuh.

Manfaat kopi hitam murni menjadi ‘kalah’ dengan efek samping pada gula. Hal ini tentu harus diperhatikan oleh masyarakat Indonesia, terutama karena beberapa olahan kopi populer, seperti es kopi susu dan kopi instan bubuk, memiliki kandungan gula yang tinggi.

{Baca juga: Ada Cangkir Starbucks di Game of Thrones, HBO Minta Maaf}

“Banyak masyarakat Indonesia yang belum memahami efek kopi terhadap tubuh. Dengan takaran yang pas, kopi memang dapat menjaga kesehatan, namun kopi yang dimaksud adalah kopi hitam murni yang pekat – bukan olahan kopi yang sudah ditambahkan gula, krim, pemanis buatan, dan sebagainya,”  ungkap tim medis HonestDocs.

“Dengan penelitian ini, kami tim HonestDocs berupaya meningkatkan kesadaran tentang takaran konsumsi kopi yang ideal untuk tubuh, supaya masyarakat bisa mengurangi konsumsi yang berlebihan,” sambungnya. [BA/HBS]

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI