Telset.id, Jakarta – Asus ROG Mothership GZ700 bisa dibilang jadi salah satu laptop gaming yang langsung menarik perhatian masyarakat, khususnya para gamers di Indonesia. Lantas, apa spesialnya laptop yang dibanderol seharga mobil LCGC atau sekitar Rp 130,9 jutaan ini?.
Lantas, dengan harganya yang setara dengan mobil LCGC di Indonesia, apa yang spesial dan ditawarkan oleh laptop gaming tersebut?
Diungkapkan Regional Director Asus SEA, Jimmy Lin, spesifikasi jadi salah satu hal paling spesial yang dibawa oleh ROG Mothership GZ700.
{Baca juga: 7 laptop Gaming Asus Resmi Dirilis, Ini Spesifikasi dan Harganya}
“Ini menggunakan prosesor paling powerful, dan GPU paling bertenaga,” tegas Jimmy di acara Asus Be Unstoppable, di Jakarta, Kamis (11/07/2019).
Ya, laptop itu ditopang oleh mesin utama kelas atas, yakni prosesor Intel I9-9980HK, RAM 64GB DDR4, 3 x M.2 NVMe PCIe SSD 512GB, GPU Nvidia GeForce RTX 2080 8GB GDDR6, dan baterai 76 Whrs.
Belum lagi dengan layar 17,3 inch berjenis IPS dengan resolusi maksimal 4K, yang dinilai daoat memuaskan hasrat para gamers saat menikmati game favoritnya.
“Benchmark lebih baik 42% daripada perangkat dengan Intel i9-8950HK yang telah di-overclock,” jelasnya.
Selain spesifikasi gak nyantai, ROG Mothership GZ700 pun dikemas dalam body berkualitas tinggi, kuat, dan bisa digunakan dalam mode yang berbeda-beda.
Laptop ini menggunakan bahan unibody metal dengan desain bernama Stand Tall. Menurut Jimmy, proses pembuatannya mencapai 19,5 jam dan membutuhkan 114 langkah pabrikasi yang berbeda.
“Kami memastikan kalau chassis Mothership itu kuat. Kami ingin memberitahu semuanya malau kami sudah di tingkat tinggi,” katanya.
{Baca juga: Spesifikasi dan Harga Hp Asus Terbaru}
Berkat desain Stand Tall yang berbeda dan lebih berkarakter juga, Mothership akhirnya memiliki sistem pendingin yang jauh lebih maksimal. Jimmy mengatakan sistem pendingin ini bisa memberikan 14 derajat lebih dingin daripada sistem pendingin lainnya.
“ROG Mothership GZ700 bisa digunakan dalam berbagai mode. Penggunaan biasa atau regular usage, Adaptive Usage, Own Preference, dan Optimized Setup,” tukas Jimmy. (FHP)