Indeks Adopsi Teknologi di China Tertinggi, Indonesia Juru Kunci

Telset.id, Jakarta – China menjadi negara dengan indeks adopsi teknologi baru tertinggi di Asia. Sedangkan Indonesia berada di posisi juru kunci atau di 3 terbawah dengan skala indeks yang rendah.

Baru-baru ini lembaga riset GfK merilis studi tentang New Tech Adoption Index (NTAI) negara-negara di Asia.

Penelitian tersebut memberikan ukuran relatif kecenderungan oleh konsumen Asia terhadap adopsi teknologi dan produk konsumen dengan fitur atau teknologi canggih.

GfK melakukan riset di 9 negara yakni Jepang, China, Singapura, Korea Selatan, India, Malaysia, Thailand, Indonesia dan Vietnam.

Hasilnya, ada 3 negara yang berada di posisi tiga teratas dan tiga terbawah. China mengunci posisi puncak dengan skala indeks, (146). Kemudian posisi kedua Singapura dengan skala indeks 134, dan Korea Selatan dengan skal indeks 128.

{Baca juga: Dokter di China Uji Coba Operasi Jarak Jauh dengan 5G}

“Indeks Adopsi Teknologi Baru menunjukkan kecenderungan pasar dalam adopsi teknologi baru berdasarkan seberapa jauh atau lebih rendah indeks yang dihitung mereka diposisikan dari skala 100,” jelas Managing Director for Client Solutions and Innovation APAC, Vishal Bali.

Lantas bagaimana dengan Indonesia? Menurut GfK, Indonesia berada berada di posisi 3 terbawah, dengan skala indeks 67. Indonesia hanya lebih baik dari India yang memiliki skala indeks sebesar 46 dan Vietnam sebesar 81.

Berdasarkan data tersebut Vishal Bali menilai jika adopsi teknologi baru cenderung tinggi di negara-negara maju. Begitupun sebaliknya.

“Kami melihat tren yang jelas dari pengelompokan pasar di antara pasar maju dan berkembang, di mana NTAI adalah lebih tinggi untuk pasar yang lebih matang, dan lebih rendah untuk yang baru muncul,” kata Vishal, dalam keterangan resmi yang diterima Tim Telset.id, Senin (22/04/2019).

Hasil riset itu juga mengungkap bahwa 24 dari total 70 kota yang diteliti memperlihatkan 5 kota teratas ditempati oleh kota-kota di China dan Korea Selatan. Yakni Beijing (196), Shanghai (193), Seoul (156), Chungcheong (156) dan Inchon (153), yang menunjukan adopsi teknologi baru yang tinggi.

Kemudian ada temuan yang menarik. Walaupun Indonesia berada di urutan terbawah terkait adopsi teknologi baru, tetapi kota-kota di Indonesia seperti Bogor, Tanggerang dan Bekasi (Botabek) memiliki nilai skala yang beragam.

{Baca juga: China Ungguli AS dan Eropa dalam ‘Pertempuran’ 5G}

“Sedangkan yang paling beragam di Asia adalah Indonesia mulai dari 33 hingga 118 dengan Botabek menjadi kota yang melihat tingkat tertinggi adopsi teknologi baru,” tambah Vishal.

Terakhir Vishal mengatakan bahwa riset ini penting bagi pelaku pasar di industri teknologi. Menurutnya riset ini bisa menjadi acuan mereka untuk mengembangkan pasar di Asia.

“Indeks Adopsi Teknologi Baru dapat membantu merek mengidentifikasi pasar-pasar ini, dan bahkan menentukan kota dan wilayah tertentu di setiap pasar,” tutup Vishal. [NM/HBS]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI