Telset.id, Jakarta – Facebook memiliki strategi tersendiri dalam memberantas konten hoaks di platform mereka. Salah satunya adalah dengan cara menambah “pasukan perang” atau pekerja keamanan platform hingga 30 ribu orang.
Hal itu disampaikan Director Global Politic & Goverment Outreach Facebook Katie Harbath kepada awak media di Jakarta. Menurutnya, penambahan pasukan keamanan platform itu untuk memberantas konten hoaks.
“Facebook telah menambah pekerja keamaan platform dari 10 ribu menjadi 30 ribu,” ucap Katie di Hotel Pullman Jakarta, Senin (21/01/2019)
Selain itu, Facebook juga mengerahkan teknologi Artificial Intelligence (AI) untuk mempelajari akun-akun menyimpang. “Biasanya akun tersebut dapat memposting di banyak group dalam 1 hari dan ketika baru dibuat langsung melakukan add friend dengan banyak akun,” ujar Katie.
“Kami juga sudah menghapus akun-akun palsu sebelum dilaporkan,” tambahnya.
Baca juga: Facebook Punya Standar Penilaian soal Laporan Hoaks
Mereka juga bekerja sama dengan pihak ketiga untuk melakukan cek fakta khususnya terkait berita palsu. Nantinya ketika pihak ketiga telah mengecek dan memastikan konten tersebut palsu atau hoaks maka akan diberi tahu kepada pengguna Facebook.
“Ketika dinyatakan palsu makan akan drastis diturunkan berita tersebut dan kita tidak bisa menemukan berita itu lagi,” tutur Katie.
Pada kesempatan tersebut Katie juga menjelaskan mengenai langkah mereka menarik pemilih muda di Pemilu 2019 yang akan terselenggara pada 17 April 2019.
Pihak Facebook akan mengumumkan melalui platform mereka agar pengguna khususnya kalangan anak muda untuk menuju ke TPS dan menggunakan hak suaranya. “Ini untuk meningkatkan interaksi pemilih muda,” ucap Katie.
Baca juga: Facebook Pakai Mesin Pembelajaran untuk Deteksi Hoaks
Tindakan tersebut mendapat tanggapan tersendiri dari Fritz Edward Siregar yang merupakan salah satu anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Menurutnya tindakan Facebook ini dapat membantu dalam memberantas konten hoaks dan melanggar peraturan pemilu di media sosial.
“Memang kerja-kerja kita sama Facebook dan Instagram cukup dekat dalam proses pelaporan dan masih banyak dilakukan,” ujar Fritz.