Telset.id, Jakarta – Menkominfo Rudiantara tidak tinggal diam melihat semakin maraknya Short Message Service (SMS) spam yang kian meresahkan masyarakat. Salah satu cara untuk mengatasinya, Menkominfo akan mengerahkan Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) untuk memberantas penyebaran SMS spam.
Rudiantara mengatakan akan menambah pasukan atau Sumebr Daya Manusia (SDM) BRTI dari kalangan pegawai Kementerian Kominfo untuk mendukung rencananya melawan SMS spam.
“Akan lebih banyak lagi orang Kominfo yang jadi staf di BRTI. Karena kalau tidak ada orangnya, bagaimana mengurusnya,” ucap Rudiantara di Hotel Mulia, Jakarta Rabu (09/01/2019)
Penguatan juga dilakukan dari segi anggaran. Pasca dilantik kepengurusan yang baru untuk periode periode 2018-2022, pihaknya masih menghitung anggaran yang dibutuhkan untuk memperkuat badan pimpinan Ismail tersebut.
{Baca juga: Regulasi ‘Konsolidasi Operator’ jadi Tugas Pertama BRTI}
“Kedua dari sisi alokasi anggaran. Sekarang sedang dihitung,” ujar Rudiantara.
Selain memperkuat SDM dan anggaran BRTI juga akan berfokus untuk menangani pengaduan masyarakat baik SMS Spam atau masalah lainnya.
“Kemarin saya sudah rapat dan minta mereka fokus untuk fokus nenangani semua pengaduan pengaduan masyarakat. Apakah sms atau apa. Kami akan empower bagi BRTI,” tegas Rudiantara.
Terkait pengaduan, pihaknya akan mengintegrasikan antara aduan kepada pihak BRTI dan juga kanal @aduankonten yang selama ini menjadi media masyarakat untuk melaporkan konten negatif di media sosial.
“Itu diintegrasikan. Jadi yang mana BRTI, nanti masyarakat itu harus dimudahkan. Harusnya satu kominfo atau BRTI pokoknya jangan menyusahkan masyarakat. Saya ngadu urusan kKominfo urusan BRTI gimana mau proses, kan gitu. Yang penting aduan saya diproses,” tuturnya.
{Baca juga: Penyebaran Spam di Indonesia Tertinggi di Asia Tenggara}
Penyebaran Spam di Indonesia memang mengkhawatirkan. Truecaller merilis laporan tahunan “Truecaller Insight Special Report” yang menyebut daftar 20 negara yang terkena dampak spam di tahun 2018. Tingkat penyebaran spam di Indonesia tercatat tertinggi di Asia Tenggara
Menurut catatan Truecaller, Indonesia menempati posisi keenam belas secara global dan posisi teratas di kawasan Asia Tenggara terkait jumlah penyebaran spam.
Indonesia tercatat memiliki panggilan yang diterima sekitar 15% dari semua panggilan yang diterima pengguna Truecaller adalah panggilan spam. [NM/HBS]