Kominfo Temukan Dua Konten Hoaks Terkait Tsunami Anyer

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menemukan dua konten hoaks terkait informasi soal peristiwa Tsunami di Anyer atau di Pantai Barat Provinsi Banten dan Lampung Selatan yang terjadi pada Sabtu 22 Desember 2018.

Menurut Ferdinandus Setu selaku Plt. Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo, dua konten tersebut ditemukan berdasarkan hasil penelusuran Direktorat Pengendalian Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo dengan mesin AIS usai peristiwa itu terjadi.

Dilansir Telset.id dari laman resmi Kominfo pada Senin(24/12) konten hoaks yang pertama terkait alat deteksi letusan gunung. Beredar konten di media sosial yang menampilkan jika sebuah alat di desa Selat Duda disebut dapat mendeteksi letusan gunung dalam kurun waktu 2 jam sebelum meletus.

“Konten itu dibantah Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho,” ucap Ferdinandus.

{Baca juga: Tsunami Anyer, Telkomsel Pastikan Jaringan Masih Normal}

Sutopo menyatakan alat tersebut merupakan sirine untuk memberi peringatan dini saat ada bahaya dari letusan Gunung Agung dan tidak dapat digunakan untuk mendeteksi letusan gunung. Cara kerja alat itu mirip dengan sirine tsunami, namun alat ini dapat dibawa ke mana saja.

Konten hoaks selanjutnya datang dari pesan berantai melalui Short Message Service (SMS). Beredar SMS dari nomor +6281803016426 yang menyampaikan agar warga Indonesia berjaga-jaga mulai tanggal 21 sampai akhir bulan Desember 2018 karena akan terjadi bencana.

Dalam pesannya, pengirim mengakui pesan itu disampaikan anggota Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Hal tersebut dibantah oleh oleh pihak BMKG dengan menyatakan pesan tersebut adalah hoaks.

“Melalui Twitter resmi, BMKG menyebutkan pesan tersebut dikirimkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Warga dipersilahkan melanjutkan aktivitasnya seperti biasa sambil tetap mengecek informasi cuaca selama libur Natal dan Tahun Baru,” ujar Ferdinandus.

Berdasarkan kasus tersebut Kominfo mengimbau agar pengguna internet dan media sosial tidak menyebarkan hoaks atau informasi yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya.

{Baca juga: Kominfo Temukan 8 Berita Hoaks Gempa Sulteng}

Jika ditemukan informasi yang tidak benar dapat segera melaporkan ke aduankonten.id atau lewat akun twitter @aduankonten.

Seperti telah diberitakan sebelumnya, tsunami terjadi pada Sabtu (22/12) malam. Menurut Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo melalui akun twitter resminya, data sementara dampak tsunami di Selat Sunda hingga Senin (24/12) pukul 07.00 WIB, tercatat 281 orang tewas, 1.016 orang luka-luka, 57 orang hilang dan 11.687 orang mengungsi.

Sedangkan terkait kerusakan Kerusakan fisik yakni 611 rumah rusak, 69 hotel-vila rusak, 60 warung-toko rusak dan 420 perahu rusak. [NM/IF]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI