Telset.id, Jakarta – Sebagian besar orang menilai hubungan antara Donald Trump dengan Twitter sangat erat. Namun, tampaknya Presiden Amerika Serikat (AS) ini tidak senang dengan perlakuan platform media sosial favoritnya itu.
Lewat akun Twitter-nya, Presiden AS ke 45 itu mengatakan ia berpikir bahwa sejumlah raksasa media sosial berat sebelah atau tidak adil terhadap dirinya.
Pada Selasa (18/12) pagi, Trump mengecam Facebook, Twitter, dan Google, dengan mengatakan bahwa ketiga perusahaan itu sangat condong atau berpihak kepada (Partai) Demokrat, dan menurutnya hal itu sangat konyol.
“Facebook, Twitter, dan Google sangat condong ke Demokrat, itu konyol!” tulis Trump di akun Twitter-nya.
Bahkan, ia juga mengecam Twitter yang dia anggap sengaja untuk mempersulit orang-orang yang ingin mengikutinya di akun jejaring sosialnya tersebut.
“Twitter, pada kenyataannya, telah membuat lebih sulit bagi orang untuk bergabung dengan @realDonaldTrump. Mereka telah menghapus banyak nama dan sangat menghambat tingkat dan kecepatan peningkatan (pengikut). Mereka telah melakukan NOTHING!” tulisnya.
{Baca juga: Trump Minta Google dan Twitter Untuk Hati-hati, Kenapa?}
Twitter menanggapi klaim tersebut, dan mengatakan bahwa perbaikan pada platform telah menyebabkan banyak akun terkenal kehilangan jumlah pengikut.
“Fokus kami adalah pada kualitas layanan, dan itu termasuk menghapus akun palsu untuk mencegah tindakan jahat,” kata juru bicara Twitter.
Mereka mengatakan, ada banyak akun tokoh terkemuka yang jumlah pengikutnya berkurang. Tetapi hasilnya justru mereka memiliki keyakinan yang lebih tinggi, bahwa pengikut mereka adalah orang yang nyata.
Pertanyaan tentang kemampuan jaringan sosial untuk menyensor akun palsu telah menjadi bahan perdebatan sengit selama 12 bulan terakhir. Tetapi konsultan media sosial, Matt Navarra, mengatakan sangat tidak mungkin bahwa individu dapat secara manual dan dengan sengaja mengubah cara kerja platform mereka karena tingkat kerumitan dan otomatisasi.
“Cara kerja jejaring sosial dan mesin pencarian sangat otomatis, didasarkan pada algoritma yang rumit. Ini sangat kontroversial dan penuh resiko, untuk melakuakan hal seperti itu,” katanya.
Namun, Navarra mengatakan, ada argumen bahwa algoritma adalah ciptaan para insinyur perusahaan. Sehingga ada risiko bias atau condong ke salah satu pihak yang tidak disadari atau tidak disengaja dibangun di platform mereka melalui algoritma yang dibuat.
Saat ini, sudah ada beberapa diskusi untuk memaksa platform seperti Facebook agar lebih transparan tentang bagaimana algoritma mereka bekerja. Bahkan, Pemerintah Inggris telah mempertimbangkan untuk menerapkan agen etika algoritma untuk pengawasan bagaimana platform beroperasi secara independen.
Tantangan bagi pemilik raksasa media sosial adalah bagiaman cara meyakinkan orang-orang dengan pemahan dan pengetahuan tentang cara platform ini bekerja.
{Baca juga: Lagi, Donald Trump Pancing Masalah di Twitter}
Sebagai Presiden AS, berarti Trump memiliki kekuatan untuk melakukan perubahan besar yang dapat berdampak signifikan pada masa depan bisnis para pemilik raksasa media sosial ini. Menenangkan Trump untuk mengatasi tuduhannya yang liar tersebut bukanlah pekerjaan yang mudah.
Namun, mempercayai Trump dan juga membuat agar menerima bahwa tuduhan yang dia katakan salah akan jauh lebih sulit. Sebelumnta, Trump juga pernah menuduh Google memanipulasi hasil pencarian tentang dirinya. [BA/HBS]
Sumber: Metro