Telset.id, Jakarta – Saham Twitter pada akhir Juli lalu sempat turun hingga 20 persen, akibat berkurangnya jumlah pengguna aktif bulanan mereka. Akan tetapi Twitter bangkit dengan melakukan sejumlah strategi Twitter untuk menggaet lebih banyak pengguna, khususnya di Indonesia.
Sekadar informasi, pada kuartal kedua di tahun 2018, Twitter dilaporkan mencatat penyusutan saham hampir 20 persen akibat penyusutan jumlah pengguna.
Twitter mencatat penurunan hingga satu juta pengguna aktif bulanan pada kuartal II-2018. Jumlah keseluruhan pengguna aktif bulanan Twitter saat itu tercatat 335 juta dari sebelumnya 336 juta. Beruntung, penyusutan jumlah pengguna Twitter sepanjang kuartal II-2018 hanya terjadi di Amerika Serikat (AS).
Menurut Country Industry Head Twitter Indonesia dan Malaysia, Dwi Ardiansyah, pihaknya menaruh konsen tinggi terhadap persoalan turunnya jumlah pengguna aktif bulanan ini.
Mereka akhirnya melakukan analisa penyebabnya hal tersebut terjadi untuk menemukan langkah yang tepat agar platform besutan Jack Dorsey ini jauh lebih sehat.
“Caranya dengan mengakuisisi platform Smyte untuk memberantas hate speech, berita palsu, hoax dan konten negatif,” katanya dalam acara #RameDiTwitter 2018 di Jakarta, Rabu (05/12/2018).
“Kami juga sudah memberantas 70 juta akun palsu penyebar konten negatif,” tambahnya.
Strategi Twitter lainnya adalah, merilis formulir bantuan sebagai respon keinginan penggunanya agar mereka bisa berdonasi secara langsung melalui Twitter. Ini juga diharapkan bisa meningkatkan respon sosial dan solidaritas antar sesama pengguna media sosial tersebut.
Tak hanya itu, Twitter juga menggandeng sejumlah media, para konten kreator dan lainnya, bersama dengan para pemangku kepentingan. Dengan demikian, media sosial ini diharapkan bisa menjadi sumber informasi yang dipercaya penggunanya di Indonesia.
“Twitter kini menjadi sumber informasi bagi penggunanya. Tak jarang pengguna ketika bangun pagi, pertama kali dilihat bukan televisi atau situs berita, tetapi justru cuitan akun situs berita yang selalu update,” imbuh Dwi.
Dwi pun mengatakan, ada perubahan pola perilaku pengguna Twitter. Salah satunya adalah, konsumsi video yang meningkat setiap tahunnya.
“Ada kenaikan live video di Twitter sebesar 300 persen dibanding tahun sebelumnya,” kata dia.
Berdasarkan pergeseran tren tersebut, Twitter berencana merancang strategi baru yang menyasar kalangan milenial dengan melihat konten yang mereka sukai. (WS/FHP)