Telset.id, Jakarta – Laporan terbaru dari Worldpay menyebutkan bahwa pada tahun 2019 diperkirakan lebih dari setengah konsumen di Singapura akan melakukan belanja online via smartphone dan tablet mereka. Kemajuan ini, empat tahun lebih cepat daripada rata-rata negara lain secara global.
Data Worldpay juga mengungkap bahwa pada 2019 nanti ada sekitar 52 persen pembeli online di Singapura akan menggunakan perangkat seluler.
“Dengan kecenderungan untuk berbelanja dan tingkat penetrasi ponsel cerdas tertinggi di dunia, tidak mengherankan bahwa Singapura adalah pelopor dalam transisi global ke perdagangan seluler,” kata Phil Pomford dari Worldpay.
Phil Pomford mengatakan, ini juga disebabkan karena konsumen Singapura yang berani dan imajinatif, sehingga memicu gelombang inovasi belanja online.
“Sudah tidak diragukan lagi, kita akan melihat semakin banyak pedagang yang kreatif, menyesuaikan penawaran mereka untuk memenuhi permintaan pembeli online,” katanya.
Dimulai saat ini hingga 2023, pengeluaran e-commerce Singapura akan naik dari US $ 5,6 miliar menjadi US $ 7,4 miliar.
Selain itu, akan semakin banyak orang Singapura yang akan membayar barang atau produk lain di mal menggunakan smartphone mereka melalui aplikasi mobile payment. Pembayaran melalui ponsel di Singapura akan meningkat dari US $ 122 miliar menjadi US $ 149 miliar pada 2022
Worldpay juga memperkirakan GrabPay dan Nets adalah salah satu aplikasi dompet seluler paling populer di Negeri Singa itu.
Di Asia, penggunaan uang tunai untuk transaksi pembayaran di toko akan turun drastis dari 30 persen menjadi 14 persen pada 2022. Sebaliknya, pembayaran melalui ponsel akan meroket dari 27 persen menjadi 42 persen.
Laporan Pembayaran Global 2018 oleh WorldPay ini berasal dari 45.000 survei konsumen, ditambah angka dari studi perusahaan media digital GlobalData dan firma riset McKinsey & Company. [BA/HBS]
Sumber: Techinasia
