Telset.id, Jakarta – Penjualan mobil listrik diprediksi akan meningkat secara signifikan pada tiga tahun ke depan. Menurut perusahaan jasa investasi AS, BlackRock, peningkatan itu disebabkan harga mobil listrik akan turun dan punya lebih banyak pilihan.
Pelanggan bisa memiliki banyak kesempatan untuk beralih dari mesin pembakaran tradisional ke kendaraan listrik. Pilihan ini tidak akan terbatas hanya pada pemasok mobil tertentu.
“Saya pikir kita berada di titik perubahan ini,” ujar Kepala Bidang BlackRock, Evy Hambro, dikutip dari CNBC pada Sabtu (24/11/2018).
“Selama dua tahun ke depan, kita akan melihat perluasan besar-besaran model ini, kita juga akan melihat titik penurunan harga juga. Kami berharap dapat melihat peningkatan besar dalam penjualan mobil listrik selama dua atau tiga tahun ke depan,” jelasnya.
Awal tahun ini, Badan Energi Internasional memperkirakan bahwa kepemilikan mobil listrik akan melonjak menjadi sekitar 125 juta pada tahun 2030.
Hal tersebut bisa terjadi, karena didorong oleh kebijakan terkait pembelian mobil yang lebih ramah lingkungan.
Sebagian besar produsen mobil saat ini memang mulai berinvestasi untuk menciptakan mobil bertenaga listrik mereka sendiri.
Misalnya pabrikan mobil listrik Volkswagen, mereka menyatakan akan menghabiskan sekitar USD 50 miliar atau setara Rp 727 triliun untuk mendirikan pabrik baru.
Pabrik tersebut akan membuat mobil listrik, otonom dan layanan mobilitas lain dalam upaya untuk menjadi pembuat mobil listrik paling menguntungkan.
Sementara untuk negara yang dinilai siap mengadopsi tren mobil masa depan menurut Hambro adalah China. Sebab, negara tersebut telah menciptakan banyak model bisnis baru di sekitar otomatisasi dan mobil elektrik, termasuk dalam teknologi baterai.
Dalam upaya untuk mencegah polusi udara, China telah secara agresif mendorong mobil energi baru, yang sebagian atau sepenuhnya dijalankan dengan listrik.
Melalui kebijakan preferensial, China memberikan subsidi dan menggunakan kekuatan manufakturnya.
Salah satu produsen mobil listrik asal China, XPeng Motors, Singulato Motors, dan SF Motors disebut–sebut telah menandatangani kesepakatan dengan Nvidia. Mereka sepakat mengembangkan mobil self-driving.
“Kami melihat China semakin terbuka untuk bisnis internasional. Kami melihat lisensi diberikan kepada kelompok-kelompok tertentu, dan saya melihat beberapa perubahan di sana,” katanya Hambro. (BA/FHP)