Telset.id, Jakarta – Militer Amerika Serikat (AS) membuat tim eSport, agar mereka dapat rekrut tentara baru dengan jumlah lebih banyak. Strategi ini dilakukan, karena untuk pertama kali dalam sejarah, militer AS gagal memenuhi target rekrutmen dalam 10 tahun.
Dilansir Telset.id dari PC gamers, Senin (19/11/2018), akhirnya militer AS berganti strategi rekrutmen. Dari cara tradisional, menjadi cara yang lebih modern untuk menarik perhatian generasi muda.
Militer AS meminta tentara yang aktif bertugas, untuk ikut turnamen eSport Fortnite. Selain itu, mereka juga harus membuat tim eSport untuk game seperti Madden, League of Legends, Overwatch, dan Call of Duty.
Tujuan utamanya adalah, mempromosikan angkatan bersenjata kepada para pemain muda yang mungkin tertarik untuk bergabung.
Mereka menyadari, banyak calon tentara kurang suka dengan cara rekrutmen tradisional, termasuk dengan panggilan telepon. Jadi, militer AS berusaha mengembangkan diri dan menyesuaikan metode untuk generasi muda.
Menurut kepala eksekutif sekaligus pendiri organisasi eSport, The Military Gaming League, Travis William, video game dianggap sebagai salah satu metode rekrutmen yang tepat. Organisasi ini didirikan pada Maret 2018, dan sudah memiliki 100 anggota yang terdiri dari para prajurit dan veteran militer AS.
“Di sanalah para generasi muda berada. Kami menilai langkah tersebut adalah alami,” ucap Travis.
Diprediksi, perubahan strategi rekrutmen militer AS akan berjalan dengan lancar. Sebab berdasarkan hasil riset pasar, diperkirakan ada lebih dari 23 juta warga AS yang kebanyakan pria muda yang bergabung ke industri eSport.
Begitu juga dengan arena-arena pertandingan eSport di sana yang selalu ramai peserta, dan kerap mengadakan turnamen dengan hadiah bernilai jutaan dolar AS. (BA/FHP)