Telset.id, Jakarta – Kepolisian China sangat aktif menggunakan teknologi untuk melakukan pengawasan warganya. Setelah sebelumnya menggunakan teknologi pengenalan wajah, kini kepolisian China dikabarkan mengembangkan teknologi pengawasan baru lewat cara berjalan.
Dengan perangkat lunak “pengenal gaya berjalan” (gait recognition), polisi mengidentifikasi setiap orang dari bentuk tubuh dan cara berjalan.
Dilansir oleh Telset.id dari Associated Press, Rabu (07/11/2018), teknologi baru ini telah digunakan oleh kepolisian di jalanan Beijing dan Shanghai.
Pengenal gaya berjalan ini merupakan bagian dari Artificial Intelligence (AI) yang dikembangkan China untuk melihat kemampuan teknologi dari sisi pengawasan berbasis data. Perangkat lunaknya sendiri disediakan oleh perusahaan teknologi China Watrix.
CEO Watrix Huang Yongzhen mengatakan bahwa sistem dapat mengenali orang dari jarak 50 meter. AI tersebut bahkan diklaim dapat mengenal orang yang memunggungi kamera atau wajahnya tertutup.
Hal ini dapat menutupi kekurangan pada teknologi pengenalan wajah (face recognition) yang memerlukan gambar close-up dan beresolusi tinggi agar dapat bekerja.
“Kami tak perlu bertanya untuk mengenali identitasnya. Analisis gaya berjalan tidak dapat ditipu hanya karena (cara berjalan yang) pincang, berjalan dengan kaki yang miring atau badan membungkuk, karena kami menganalisis semua fitur di seluruh tubuh,” ujar Huang.
Perangkat lunak Watrix mengambil siluet seseorang dari video dan menganalisis pergerakan siluet tersebut untuk membuat model cara berjalan orang yang bersangkutan. Untuk saat ini, sistemnya belum mampu mengidentifikasi secara real-time.
Pengguna harus mengunggah video ke program. Untuk menelusuri video berdurasi 1 jam, sistem memerlukan waktu sekitar 10 menit. Teknologi ini tidak memerlukan kamera khusus. AI dapat menganalisis video yang diambil dari kamera CCTV.
Selain pengawasan, Huang juga menyebutkan bahwa teknologi pengenal gaya berjalan dapat digunakan untuk menemukan orang-orang yang memerlukan bantuan, seperti orang lanjut usia yang terjatuh.
Ahli pengenal cara berjalan Mark Nixon percaya bahwa teknologi, termasuk AI pengenal gaya berjalan, dapat membuat hidup lebih aman dan mudah.
“Orang-orang masih belum menyadari bahwa mereka dapat dikenali dari cara berjalan, sedangkan mereka tahu kalau Anda dapat dikenali dari wajah. Kami percaya Anda sangat unik dari cara berjalan,” ujar Nixon.
Sebelumnya, kepolisian China telah menggunakan teknologi pengenal wajah dalam usahanya untuk meningkatkan pengawasan. Di tahun 2020, negara Tirai Bambu tersebut berencana untuk mengaplikasikan sistem kredit sosial secara nasional dengan memberikan tiap warga negara nilai berdasarkan perilaku mereka.
China diketahui menggunakan pengenal wajah, AI, kacamata pintar (smart glasses), dan teknologi lainnya untuk mengawasi, menilai, dan beberapa kali mempermalukan warganya. (AU). [AU/HBS]