Telset.id, Jakarta – Isu diskriminasi terhadap transgender kembali jadi sorotan di Amerika Serikat (AS). Masalah ini mencuat setelah Google, Apple, Amazon dan 50 perusahaan lainnya mengkritik Presiden Donald Trump, terkait kebijakan yang dinilai anti terhadap kaum transgender.
Dilansir Engadget pada Jumat (02/11/2018), Google dan 50 perusahaan tersebut membuat surat pernyataan yang berisi sikap mereka demi keadilan kaum transgender.
Melalui surat tersebut, mereka juga mengecam keras kebijakan Trump yang menurut mereka bertolak belakang dengan semangat keberagaman yang selama ini diusung oleh banyak perusahaan di AS.
“Kaum transgender adalah anggota keluarga dan teman-teman yang kita cintai, dan anggota tim kami yang terhormat,” tulis surat tersebut.
Pada surat itu, Google, Apple, Amazon dan Facebook mengatakan jika perusahaan melindungi mereka dengan maksimal, sehingga apa yang dilakukan oleh Donald Trump merupakan ancaman bagi keberadaan transgender di negara berjuluk Paman Sam tersebut.
“Apa yang merugikan orang transgender merugikan perusahaan kita,” demikian bunyi isi surat tersebut.
Sebelumnya pemerintah Amerika Serikat sedang menyusun peraturan terkait defenisi jenis kelamin warga mereka. Menurut laporan The New York Times, pemerintah Amerika akan mendefinisikan jenis kelamin warganya berdasarkan kondisi biologis mereka saat dilahirkan.
“Seks berarti status seseorang sebagai laki-laki atau perempuan berdasarkan sifat biologis yang tidak dapat diubah yang diidentifikasi oleh atau sebelum kelahiran,” salinan memo Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat Amerika Serikat.
Ini bukan pertama kalinya pihak perusahaan berjuang demi perlindungan kaum transgender. Pada tahun 2017, puluhan perusahaan di Silicon Valley bersatu mendukung peraturan yang memberikan kesempatan siswa untuk menggunakan kamar mandi di manapun yang paling sesuai dengan identitas gender mereka.
Hasilnya peraturan tersebut berhasil ditetapkan dan mendapat apresiasi yang bagus di kalangan aktivis pendidikan. Memang sikap perusahaan besar Amerika Serikat cukup berbeda dengan pemerintahnya itu sendiri.
Alih-alih menentang, kabarnya justru lebih dari 80 persen dari perusahaan yang masuk jajaran Fortune 500 malah membentuk perlindungan identitas gender dan 2/3 dari mereka menawarkan layanan kesehatan bagi kalangan transgender.
Sedangkan sikap Trump terhadap transgender sendiri memang tampak antipati. Pada 27 Agustus 2017 lalu, Trump secara resmi telah menandatangani memorandum kepresidenan yang berisi kebijakan pelarangan merekrut kaum transgender untuk menjadi anggota militer AS.
Memorandum kepresidenan itu juga memerintahkan kementerian terkait untuk berhenti memberikan dana operasi pergantian seksual bagi individu yang telah berdinas di militer AS, terkecuali bagi personel yang benar-benar membutuhkan. [NM/HBS]