Telset.id, Jakarta – Pencarian siapa di balik pelaku peretasan 29 juta data pengguna Facebook belum menemukan titik terang. Facebook masih mencari tahu aktor utama dari tindakan melanggar hukum tersebut.
Meski belum secara tegas memberikan pernyataan, namun Facebook dikabarkan sudah mendapat kesimpulan sementara soal dalang atas kasus pencurian data ini.
Dilansir Telset.id dari CNET pada Kamis (18/10), pihak Facebook mengatakan jika spammer atau orang-orang yang melakukan spamming menjadi pelakunya.
Menurut Facebook, spammer tersebut menyamar menjadi perusahaan pemasaran digital untuk melakukan peretasan data. Facebook sendiri belum menjelaskan nama spammer tersebut kepada publik.
Namun menurut laporan Wall Street Journal, pernyataan Facebook ini membantah tudingan jika ada komplotan peretas tingkat global melakukan peretasan data dengan tujuan politik.
Tudingan tentang adanya tujuan politik berkembang menyusul kegiatan pemilihan paruh waktu Amerika Serikat (AS) yang akan dilakukan pada bulan November mendatang.
Kemudian pernyataan abu-abu dari pihak Facebook juga dinilai merupakan perintah dari FBI yang saat ini sedang menangani kasus tersebut. FBI meminta kepada Facebook untuk tidak membocorkan identitas pelaku.
Baca juga: Bobol Lagi, 3 Juta Data Pengguna Facebook Eropa Dicuri
Rabu kemarin (18/10) Ketika ditanya awak media, Wakil Presiden Facebook bidang menajemen yakni Guy Rosen juga menolak berkomentar terkait pelaku peretasan. Bahkan dirinya tidak mengonfirmasi jika pelaku peretasan adalah para spammer
“Kami bekerja sama dengan FBI dalam masalah ini,” kata Guy. “FBI secara aktif menyelidiki dan meminta kami untuk tidak membahas siapa yang mungkin berada di belakang serangan ini.”
Kasus ini bermula pada akhir September lalu. Ketika itu Facebook mengumumkan bahwa mereka telah menemukan bug keamanan yang bisa saja mempengaruhi hampir 50 juta pengguna Facebook. Bug tersebut dapat dimanfaatkan para hacker untuk meretas akun Facebook dengan cukup mudah.
Baca juga: Hati-hati! Bug Ini Ancam 50 Juta Pengguna Facebook
Bug itu sendiri ditemukan Facebook pada fitur “View As”, yang memungkinkan pengguna untuk melihat seperti apa profil mereka saat dilihat oleh pengguna lainnya.
Dalam situs resminya, Facebook menyatakan bahwa bug ini bisa membuat para hacker untuk mencuri token akses Facebook, yang bisa digunakan untuk mengakses akun Facebook tanpa diketahui pemiliknya. Sekadar informasi, token akses Facebook merupakan kunci digital untuk membuka Facebook tanpa login.
Situasi semakin parah. Pada 13 Oktober kemarin Mereka mengatakan bahwa bug tersebut memungkinkan peretas untuk mengakses jutaan nomor telepon dan email pengguna Facebook.
Dalam keterangannya Facebook mengatakan bahwa peretas bisa menggunakan 400.000 akun untuk mendapatkan akses token 30 juta pengguna Facebook.
Perlu diketahui bahwa di antara 30 juta pengguna beresiko, peretas bisa mengakses dengan mudah data mengenai jenis kelamin dan riwayat postingan di 14 juta pengguna.
Baca juga: Data Pengguna Diretas, Facebook Terancam Denda Rp 24,3 Triliun
Ada juga 15 juta pengguna beresiko diretas terkait nomor telepon dan alamat email. Sedangkan ada 1 juta pengguna yang akses tokennya beresiko diretas oleh oknum yang tidak bertanggungjawab tersebut. [NM/HBS]
Sumber: CNET