Telset.id, Jakarta – Konflik antara Amerika Serikat (AS) dengan Huawei rupanya tak hanya memboikot penggunaan dan penjualan produk Huawei di AS saja, tapi juga meluas ke negara-negara sekutunya. Amerika dikabarkan berupaya menjegal proyek Huawei di Papua Nugini, salah satu negara sekutu AS.
Di negara yang berbatasan langsung dengan Indonesia ini, AS berupaya menghentikan langkah raksasa teknologi China ini membangun infrastruktur internet.
Informasi ini diungkapkan langsung oleh Kuasa Usaha AS James Caruso dalam wawancara di radio Australian Broadcasting Corp.
Baca juga: Ponsel Lipat Huawei Bisa Gantikan Komputer
“Kami sedang mengerjakan tawaran balik (untuk proyek Huawei di Papua Nugini),” ujar James, seperti dilansir Channel News Asia, Jumat (28/9/2018).
Sebenarnya Huawei sudah berencana membangun proyek pembangunan jaringan telekomunikasi di kawasan ini sejak dua tahun lalu.
Tetapi pada saat yang sama AS dan sekutunya juga sedang mempererat hubungan diplomatik dengan Papua Nugini dalam rangka memantau peningkatan pengaruh China di sana.
Sebelumnya Australia telah mendepak Huawei dari kontrak pembangunan jaringan seluler nasional dengan alasan keamanan. Bahkan negara ini juga membatalkan Huawei dari proyek pemasangan kabel komunikasi bawah laut dari Sydney ke Papua Nugini dan Kepulauan Solomon.
“Gagasannya adalah memberi alternatif. Ini bukan untuk mengatakan ‘Jangan berbisnis dengan China’. Penawaran China sudah ada, terserah semua untuk bersaing,” kata dia.
Namun dia tidak merinci rincian tawaran yang akan diajukan untuk menandingi proposal Huawei tersebut. Hingga berita ini ditulis, belum ada tanggapan dari perwakilan Australia, Jepang dan Papua Nugini ketika dihubungi oleh Reuters. Begitu juga Huawei yang tidak segera memberikan berkomentar.
AS belum memiliki duta besar di Australia sejak 2016. Posisi Caruso adalah sebagai diplomat utama yang mewakili negara Paman Sam itu.
Baca juga: Huawei Sebut iPhone Anyar Tak Beda dengan iPhone X
Pada 2016 lalu, Huawei mengumumkan akan membangun jaringan kabel bawah laut sepanjang 5.457 km yang menghubungkan 14 kota pesisir di negara yang berbagi wilayah dengan Propinsi Papua ini. Namun mereka tidak mengungkapkan jadwal konstruksi proyek besar tersebut.
Bulan lalu Menteri Investasi Negara Papua Nugini William Duma mengatakan kepada harian The New New Guinea bahwa Bank Exim China akan meminjamkan dana untuk prosek sebesar US $ 200 juta atau mencapai Rp 2,9 triliun. [WS/HBS]
Sumber: Channelnewsasia