Telset.id, Jakarta – Warren Buffett masih sangat percaya terhadap Apple. Sang Penyihir dari Omaha, julukannya, pun mengungkapkan perihal kemungkinan membeli lebih banyak saham di Apple setelah kuartal kedua 2018.
Perusahaan Buffett, Berkshire Hathaway, ternyata telah meningkatkan kepemilikan saham di Apple sebesar lima persen pada kuartal II-2018. Hal itu terungkap dari pengajuan regulasi 13F, seperti dilansir CNBC, Kamis (30/8/2018).
“Kami hanya membeli lagi sedikit saham Apple,” kata Buffett dalam sebuah wawancara dengan Becky Quick. “Saya membeli lagi saham Apple ketika harganya mungkin berada di angka sekitar USD 100,” imbuhnya.
Awal Agustus 2018, Apple menjadi perusahaan publik pertama asal AS yang mencapai kapitalisasi pasar USD 1 triliun atau Rp 14.511 triliun, lebih besar dari kapitalisasi gabungan Exxon Mobil, Procter & Gamble, dan AT & T.
Menurut FactSet, Berkshire Hathaway adalah pemegang saham terbesar kedua di Apple dengan nilai sekitar USD 56 miliar. Buffett mengaku mencintai Apple karena kekuatan merek dan ekosistem, bukan hasil keuangannya.
“Saya tidak fokus kepada penjualan Apple pada kuartal berikutnya atau tahun depan. Saya fokus kepada ratusan, ratusan, ratusan juta orang yang praktis menjalani hidup menggunakan perangkat berupa ponsel bernama iPhone,” tegasnya.
Seperti diketahui, Apple mampu meraih kapitalisasi pasar senilai Rp 14.511 triliun, menyumbang empat persen dari S & P 500 atau indeks yang terdiri atas saham 500 perusahaan dengan modal besar.
Pencapaian kapitalisasi pasar Rp 14.511 triliun ditorehkan Apple dalam perdagangan saham pada 2 Agustus 2018, pukul 11.48 pagi waktu AS. Saat itu, harga saham Apple menyentuh level USD 207,05 per lembar.
Pencapaian Apple tersebut diraih empat dekade setelah mendiang Steve Jobs mendirikan perusahaan di sebuah garasi di Silicon Valley pada 1976. Selama kurun waktu tersebut, Apple konsisten menciptakan produk khas.
Juni 2018 lalu, nilai kapitalisasi Apple mendekati angka USD 1 triliun karena tren kenaikan harga saham. Demikian halnya lima raksasa teknologi lain seperti Amazon, Alphabet (induk perusahaan Google), Microsoft, dan Facebook.(SN/HBS)
Sumber: CNBC