Nokia Utang Uni Eropa Rp 8,3 Triliun untuk 5G

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Nokia mendapatkan utang 500 juta euro (US $ 572 juta) atau setara Rp 8,3 triliun dari Bank Investasi Eropa (EIB) untuk meningkatkan pengembangan teknologi 5G. Teknologi ini akan mampu meningkatkan kecepatan, cakupan yang lebih luas dan koneksi internet yang lebih stabil.

Jaringan seluler 5G, yang masih pada tahap awal, akan menawarkan kecepatan data hingga 50 atau 100 kali lebih cepat daripada jaringan 4G saat ini.

Jaringan 5G juga disebutkan akan berfungsi sebagai infrastruktur penting masa depan untuk berbagai industri, seperti mobil tanpa pengemudi.

Baca juga: Bukan Nokia 9, HMD akan Luncurkan Nokia X6

“Kami harus memahami bahwa China dan AS telah bergerak cepat dengan 5G. Sangat penting untuk membuat perusahaan Eropa masuk untuk kompetisi ini,” kata wakil presiden EIB Alexander Stubb kepada portal online Helsingin Sanomat, seperti dilansir channelnewsasia.com, Senin (27/8/2018).

Awal 2018 Bank investasi itu menandatangani kesepakatan pinjaman 250 juta euro atau sekitar Rp 4,2 triliun dengan Ericsson, kompetitor Nokia dari Swedia. Tetapi EIB mencatat bahwa ketentuan perjanjian pinjaman itu berbeda dengan Nokia.

Bisnis perlengkapan jaringan, yang dipimpin oleh Huawei dan dua perusahaan Nordik, tengah berjuang dengan pertumbuhan yang lesu karena permintaan untuk peralatan mobile 4G saat ini sudah mencapai puncaknya pada 2015 lalu.

Baca juga: Singapura Uji Coba 5G untuk Drone dan Mobil Otonom

Bulan lalu produsen peralatan jaringan telekomunikasi Finlandia ini mengumumkan kesepakatan US $ 3,5 miliar atau mencapai Rp 51 triliun dengan operator seluler Amerika Serikat (AS) T-Mobile. Ini merupakan perjanjian 5G dengan nilai terbesar di dunia.

Menurut kelompok perdagangan GSMA pada 2025, 1,2 miliar orang di seluruh dunia diproyeksi akan memiliki akses ke jaringan 5G, dengan sepertiganya merupakan warga China.

Sebelumnya Nokia dilaporkan akan menjadi pemasok utama perangkat jaringan 5G untuk operator T-Mobile Amerika Serikat (AS). Kerjasama kedua perusahaan tersebut bernilai US$ 3,5 miliar atau sekitar Rp 51 triliun.

Dalam kerjasama tersebut, Nokia pasok perangkat 5G ke T-Mobile dalam bentuk perangkat keras, perangkat lunak, dan juga layanan 5G.

Baca juga: Siap-siap! Smartphone Flagship Nokia Diluncurkan Bulan Ini

Pada April 2018 lalu, T-Mobile setuju melakukan merger dengan operator Sprint. Upaya “koalisi” keduanya ditempuh untuk menghadapi persaingan nan ketat dengan sang pesaing, Verizon dan AT & T, di pasar AS.

Kesepakatan dengan Nokia akan menjadikan T-Mobile sebagai operator yang pertama menyediakan layanan 5G di AS. Sementara bagi Nokia, kemitraan tersebut berfungsi menutupi pelemahan permintaan 4G di pasaran. [WS/HBS]

Sumber: Channelnewsasia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI