Telset.id, Jakarta – Empat peserta turnamen Game Online Madden 19 di GLHF Game Bar di Jacksonville, Florida, Amerika Serikat dilaporkan tewas dan beberapa orang lainnya terluka dalam aksi penembakan massal yang dilakukan oleh sesama peserta, yang juga mantan juara turnamen ini.
Dilansir Engadget, Senin (27/8/2018), insiden itu terjadi di tengah babak kualifikasi dan hingga berita ini ditulis perkembangan kasus itu masih berlanjut.
Tersangka yang diidentifikasi bernama David Katz, penduduk Baltimore yang memenangkan Madden 17 Bills Championship dua tahun sebelumnya turut menjadi korban tewas akibat bunuh diri usai melakukan penembakan sadis itu.
Baca juga: Game Dituding ‘Biang Kerok’ Kasus Penembakan di Florida
Salah satu korban luka termasuk kompetitor Complexity Gaming, yakni Drini Gjoka. Dia lolos dari maut dengan hanya jempolnya yang tergores.
Tidak ada motif yang pasti dari pelaku ini karena belum ada keterangan resmi aparat berwajib, meskipun salah satu peserta yang berbicara kepada harian LA Times mengklaim bahwa pelaku penembakan adalah orang yang telah tersingkir dari turnamen dan berusaha membalas dendam.
Streaming langsung dari turnamen game online ini menangkap suara dari kejadian penembakan sesaat sebelum perekamnya dimatikan.
Baca juga: Game Ini “Didaur Ulang” karena Pajang Lambang NAZI
EA, perusahaan pencipta Madden, menyadari penembakan itu dan mengatakan mereka telah bekerjasama dengan pihak berwenang untuk mengumpulkan lebih banyak informasi tentang apa yang terjadi.
“Ini adalah situasi yang mengerikan. Kami mengucapkan simpati terdalam kepada para korban kekerasan senjata ini,” kata juru bicara perusahaan.
Butuhkan waktu beberapa saat sebelum pihak berwenang dan saksi dapat memberikan gambaran lengkap tentang apa yang terjadi. Namun, insiden ini dipastikan menjadi hari yang menyedihkan bagi warga Jacksonville dan komunitas game.
Februasi lalu juga terjadi insiden penembakan oleh siswa di Marjory Stoneman Douglas High School Florida, Amerika Serikat. Alih-alih melakukan penyelidikan, pemerintah setempat malah menuding video game sebagai biang kerok kasus penembakan tersebut.
Gubernur Negara Bagian Kentucky, Matt Bevin, dalam sebuah wawancara menuduh bahwa video game telah menjadi biang kerok atas kasus tersebut serta kasus sejenis lain di AS. Para pelaku terinspirasi melakukan kejahatan dari permainan itu.
Baca juga: Penembakan di Markas YouTube, Petinggi Silicon Valley Kritik Trump
“Kepemilikan senjata api bukanlah ancaman bagi publik. Sumber masalah ada padavideo game. Anak-anak sudah kecanduan, bahkan meniru apa yang ada di dalamnya,” ujarnya seprti dilansir The Next Web.
Bevin mengemukakan, bahaya video game tidak jauh berbeda dengan pornografi. Keduanya, ia menyebut, sama-sama tak berguna. Ia menegaskan, video gamebenar-benar merusak moral dan perilaku. [WS/HBS]
Sumber: Engadget