Siemens Bantah akan Pangkas 20.000 Karyawan

Telset.id, Jakarta – Siemens membantah laporan majalah bulanan Jerman, Manager Magazin, yang menyebutkan bahwa perusahaan akan memangkas 20.000 karyawan sebagai bagian dari strategi Vision 2020+. Raksasa teknologi Jerman itu bahkan menyebut kabar itu tidak berdasar.

“Kami tidak mengikuti alasan di balik angka-angka yang disebutkan dalam artikel majalah itu. Tidak ada pernyataan semacam ini yang dibuat,” kata juru bicara Siemens, seperti dilansir channlenewsasia.com, Jumat (24/8/2018).

Menurutnya, perusahaan sedang menggarap rincian strategi baru yang belum akan diumumkan dalam waktu dekat.

Kamis lalu Manager Magazin mengatakan Siemens menargetkan untuk melakukan penghematan biaya dari melangsingkan biaya administrasi personil, hukum, keuangan dan di divisi layanan bersama.

Kabar tersebut mengutip pernyataan Chief Executive Siemens Joe Kaeser pada para investor dalam roadshow pada awal Agustus lalu.

Baca juga: Siemens dan Alstom Akan Merger, Uni Eropa Khawatir

Laporan itu muncul setelah awal bulan ini Siemens meluncurkan strategi barunya, yang merencanakan lima divisi industrinya digabungkan menjadi tiga perusahaan operasi untuk menyederhanakan perusahaan kereta hingga turbin listrik ini dan membuat strukturnya lebih ramping.

Dalam rangka perubahan, Siemens mengatakan mereka berharap untuk mengangkat tingkat pertumbuhan tahunan dan marjin laba dari bisnis industrinya sebesar 2 poin persentase dalam jangka menengah. Disamping itu, perusahaan ini bertekad meningkatkan laba per saham dasar pada tingkat yang lebih cepat.

Grup perusahaan tersebut mengatakan pada saat itu fungsi kantor pusat perusahaan akan lebih ramping, sebagai akibat dari tugas yang dialihdayakan. Namun Siemens tidak memberikan rincian pekerjaan yang hilang.

Baca juga: Bikin Mobil Listrik, Produsen Jerman Beli Aki dari China

” Operasi Perusahaan yang baru dibentuk saat ini sedang mengerjakan perencanaan rinci. Tidak ada rencana untuk program pemotongan biaya di seluruh perusahaan yang diprakarsai oleh kantor pusatnya,” kata Siemens menandaskan.

Sebelumnya Siemens dan Alstom berencana melakukan merger dan telah diumumkan pada September tahun lalu. Namun upaya penggabungan dua raksasa kereta api super cepat ini menimbulkan polemik, yang dipicu kekhawatiran dari regulator anti monopoli alias antitrust Uni Eropa. Langkah ini dikhawatirkan bisa mengurangi persaingan dan mengarah pada kenaikan tarif lebih tinggi.

Bahkan, regulator antitrust Eropa membuka penyelidikan skala penuh terhadap kesepakatan tersebut pada Jumat lalu, untuk membuktikan dugaan terkait persaingan dan tarif.

Grup industri asal Jerman, Siemens dan kompetitor mereka asal Prancis, Alstom mengumumkan penggabungan rel yang direncanakan pada September tahun lalu. Ini menjadi dorongan sektor industri untuk Presiden Prancis, Emmanuel Macron, kendati telah memicu kritik dari politisi oposisi.

Paris mengatakan merger itu akan melindungi lapangan kerja di kedua negara. Tetapi para kritikus khawatir terhadap hilangnya kendali Prancis atas kereta api berkecepatan tinggi TGV.

Merger antara TGV dan Siemens ICE, disinyalir akan memberikan omset 15,3 miliar euro (US $ 17,8 miliar) atau mencapai Rp 255 triliun.

Sumber: Channel News Asia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI