Telset.id, Jakarta – YouTube dianggap sebagai media yang menyebarkan informasi berbahaya. Sebuah studi mengungkapkan bahwa YouTube telah menjadi sarana kampanye untuk memengaruhi pengguna agar tertarik melakukan operasi plastik.
Menurut riset, selama ini marak terdapat iklan operasi plastik di YouTube. Namun, pariwara tersebut kerap berkedok tersertifikasi aturan medis.
Para peneliti dari Rutgers University menganalisasnya dengan mengevaluasi sekitar 240 video operasi plastik yang bertebaran di YouTube.
Video-video itu merupakan yang paling banyak ditonton oleh pengguna. Ratusan video tersebut, jika dijumlahkan, telah meraup 160 juta penonton dari seluruh dunia. Tak Cuma video, mereka yang mengunggahnya pun turut dievaluasi oleh para peneliti.
Baca juga: Tampilan Video Vertikal di YouTube Tak Lagi Aneh
“Video-video operasi plastik bisa jadi merupakan strategi iklan, bukan sebagai sarana edukasi,” kata Boris Paskhover, asisten profesor di Rutgers New Jersey Medical School sekaligus ketua tim peneliti, seperti dikutip dari Science Daily, Senin (20/8/2018).
Hasil studi mengungkap bahwa mayoritas atau 40 persen video tidak menyertakan profesional berkualifikasi. Hanya 30 persen dari video-video itu yang melibatkan dokter bersertifikat dan menyajikan informasi medis berguna bagi pasien.
YouTube telah mencatatkan hampir dua miliar pengguna setiap bulan. YouTube telah menjadi mesin pencari terbesar kedua setelah Google. Akan tetapi, ketika diminta tanggapan tentang hasil studi ini, YouTube tidak memberikan komentar.
Baca juga: Akses YouTube jadi Lambat, Gara-gara Google?
“Pasien dan dokter yang menggunakan YouTube untuk tujuan pendidikan sebaiknya menyadari bahwa video tersebut bisa memberikan informasi yang bias. Informasi bisa tidak seimbang ketika dievaluasi antara risiko dengan manfaat,” tegas Boris.
Sumber: Science Daily