Telset.id, Jakarta – Sistem pemungutan suara di Amerika Serikat (AS) ternyata mempunyai celah keamanan cukup lebar. Terbukti, bocah berumur 11 tahun bisa membobolnya dengan sangat mudah.
Dugaan keterlibatan Rusia dalam pemilihan umum AS pun semakin kuat. Jangankan orang dewasa, anak-anak saja sangat mudah mengakali sistem pemungutan suara yang dipakai oleh pemerintah AS 2016 lalu.
Bukti bahwa sistem pemungutan suara AS mudah dibobol terungkap pada ajang Def Con, konferensi peretasan tahunan yang diadakan di Las Vegas. Kompetisi kelas anak dan remaja itu dihadiri oleh lebih dari 300 anak dan remaja.
Acara tersebut diinisiasi oleh lembaga nirlaba R00tz Asylum, sebuah organisasi yang mempromosikan program peretasan untuk kebaikan. Para peserta mencoba berbagai hal, mulai dari membuka gembok hingga menyolder.
Baca juga: Bobol Akun Tinder, Hacker “Kepoin” Pesawat Tempur Inggris
Ajang Def Con yang berlangsung akhir pekan lalu ini bertujuan untuk menunjukkan betapa lemahnya sistem pemungutan suara di AS. Betapa tidak, anak-anak dan remaja saja bahkan cuma butuh waktu sekian menit untuk meretas sistem itu.
“Kami menyediakan 13 situs palsu yang menyerupai situs asli, lengkap dengan kelemahannya. Sistem tersebut sangat penting karena untuk melaporkan hasil pemilu. Faktanya, sistem sangat rentan,” kata Nico Sell, pendiri R00tz Asylum.
Dilansir Futurism, Selasa (14/8/2018), dalam satu hari, 39 anak dan remaja berumur delapan tahun sampai 17 tahun ikut serta meretas situs itu. Hasilnya, sebanyak 35 anak berhasil menembus sistem keamanan.
Baca juga: Hacker Bobol Situs Reddit, tapi Cuma Bisa Lihat Data
Peserta pertama yang berhasil meretas situs pemungutan suara AS adalah bocah perempuan berumur 11 tahun bernama Audrey Jones. Ia hanya membutuhkan waktu 10 menit untuk menjebol keamanan situs pemilu tersebut.
“Bug yang ada di dalam kode memungkinkan kita untuk melakukan apapun. Kita bisa mengganti nama seseorang menjadi nama kita, membuat kita seolah-olah memenangkan pemilu AS,” beber Audrey Jones. [SN/IF]
Sumber : Futurism