Telset.id, Jakarta – Transformasi jaringan dari 4G sudah pasti 5G. saat ini bebrapa Negara sudah mulai mengambil ancang-ancang untuk menggunakan teknologi ini.
Negara yang saat ini bersaing untuk menjadi yang pertama menerapkan teknologi 5G adalah dan AS. Akan tetapi saat ini China berada di atas angin.
Sebuah studi yang diterbitkan oleh Deloitte telah menujukkan bahwa pengeluaran Cina pada pengembangan teknologi 5G dalam beberapa tahun terakhir jauh melebihi pengeluaran AS dengan perbedaan melebihi $24 milyar atau sekitar Rp 347 milyar .
Ini telah menciptakan kesenjangan yang lebar antara kedua raksasa yang akan sulit bagi AS untuk menyamainya. 5G mengacu pada teknologi internet seluler generasi berikutnya yang berpotensi memungkinkan orang untuk mengunduh film dan streaming video bandwidth tinggi untuk teknologi seperti realitas virtual.
Sedangkan untuk perekonomian, teknologi ini akan berguna dalam menghubungkan infrastruktur di kota-kota dan dalam adopsi mobil tanpa pengemudi. Sebuah laporan baru-baru ini oleh IHS Markit memproyeksikan bahwa 5G akan menghasilkan $ 12,3 triliun output ekonomi global pada 2035.
Kembali ke laporan oleh Deloitte, Cina sudah membangun 350.000 site baru, sementara AS telah membangun kurang dari 30.000 sejak 2015 hingga sekarang.
Upaya pemerintah Cina melibatkan milyaran dolar dalam pembelanjaan terkait 5G. Laporan itu mencatat bahwa “China dan negara-negara lain mungkin menciptakan tsunami 5G, membuatnya hampir tidak mungkin untuk disusul”.
Untuk mengejar, AS akan perlu menghabiskan 2,67 kali jumlah yang dilakukan Cina untuk menghasilkan jumlah kapasitas jaringan nirkabel untuk bisa setara. Emmmmm…mampuh gak ya!
Sumber : Gizmochina