Telset.id, Jakarta – Pemerintah Amerika Serikat (AS) secara tegas melarang peredaran senjata api jenis pistol yang dibuat menggunakan printer 3D alias mesin cetak tiga dimensi. Alasannya, senjata tersebut bisa disalahgunakan.
Selasa (31/7/2018) waktu setempat atau Rabu (1/8/2018) pagi, seperti dilaporkan Engadget, hakim distrik Robert Lasnik telah memberi perintah pemblokiran situs yang memuat desain pistol 3D. Ia juga melakukan penyitaan seluruh pistol 3D di pasaran.
Laporan The New York Times, dalam putusannya, hakim Lasnik mengaku khawatir terhadap keberadaan pistol 3D. Ia menyebut, kebijakan Presiden AS, Donald Trump membiarkan desain pistol 3D sangat berbahaya karena membuka ruang bagi aksi terorisme.
Delapan negara bagian AS dan distrik Columbia memang menggugat pemerintahan Trump karena telah mengizinkan organisasi yang berbasis di Texas mengunggah desain senjata api yang dapat diunduh dan dicetak via printer 3D.
Departemen Luar Negeri AS telah memerintahkan pihak terkait menghapus instruksi manual dari situs karena melanggar regulasi ekspor. Namun, kesepakatan perusahaan dengan pemerintahan Trump memungkinkan cetak biru diunggah ulang.
Desain senjata api tersebut kali pertama diunggah di situs pada 2013 dan telah diunduh kira-kira 100 ribu kali sebelum akhirnya dihapus. Negara-negara bagian pun waswas mengenai potensi pembuatan pistol massal oleh oknum.
“Senjata yang dicetak menggunakan printer 3D tidak terdaftar dan sulit terdeteksi. Siapa saja bisa mengaksesnya tanpa memandang usia, kesehatan mental, atau catatan kriminal,” ungkap jaksa agung Washington Bob Ferguson.
“Jika pemerintahan Trump tak bisa menciptakan rasa aman, kami yang akan melakukannya,” tegasnya. Menyikapi hal tersebut, Trump menulis cuitan lewat akun Twitter pribadinya. “Saya pikir tidak masuk akal,” ucap sang Presiden.
Tren membuat benda menggunakan teknologi printer 3D semakin meningkat saja dari hari ke harinya. Di Eindhoven, Belanda, misalnya, para insinyur menciptakan rumah masa depan menggunakan teknologi tersebut.
Tren membuat benda menggunakan teknologi printer 3D semakin meningkat saja dari hari ke harinya. Di Eindhoven, Belanda, misalnya, para insinyur menciptakan rumah masa depan menggunakan teknologi tersebut.
Diberi nama Proyek Milestone, para insinyur tersebut membuat lima rumah beton dengan menggunakan printer 3D raksasa. Rumah pertama sendiri direncanakan bakal memiliki tiga kamar dengan ukuran sekitar 1.000 kaki persegi.
Proyek Milestone diperkirakan memakan waktu lima tahun. Para insinyur masih melakukan kajian lebih dalam, terutama dalam menyiasati pengurangan limbah beton dan mengkalkulasi biaya proyek.
Teknologi cetak 3D sepertinya tidak hanya digunakan untuk membuat rumah. Baru-baru ini, para ilmuwan juga telah menciptakan kornea mata manusia dengan teknologi printer 3D. Cara tersebut bisa mengatasi kekurangan donor mata dan membantu jutaan orang buta agar mampu melihat [SN/HBS]
Sumber: Engadget