Netizen China Pakai Blockchain Sebarkan Berita yang Disensor

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Sudah bukan rahasia lagi jika pemerintah China sangat ketat memantau dan melakukan pembatasan media sosial, dan sensor suatu berita di internet bagi warganya. Namun para netizen China rupanya cukup kreatif, karena mereka menemukan cara yang aman untuk menyebarkan berita yang disensor pemerintah, yakni melalui teknologi blockchain.

Menurut The Verge, Rabu (25/7/2018), netizen di China menggunakan blockchain untuk menyebarkan berita yang disensor tentang pemberian vaksin yang salah kepada bayi. Namun upaya mereka untuk menyebarkan hasil investigasi mengenai produsen vaksin besar itu selalu digagalkan oleh sensor otoritas internet China.

tetapi Netizen kemudian mencari akal dengan menempelkan berita dalam metadata transaksi mata uang kripto alias cryptocurrency, seperti terlihat oleh TechNode.

Dikabarkan, investigasi pernyataan pemerintah bahwa Changchun Changsheng Biotechnology asal Shezhen telah menyuntik bayi berusia tiga bulan dengan vaksin inferior. Padahal vaksin inferior ini untuk mengatasi penyakit seperti batuk rejan dan tetanus dan tidak efisien dalam meningkatkan sistem kekebalan manusia.

Changchun telah menggunakan produk berkualitas buruk ini untuk meningkatkan margin keuntungannya, yang menjadikannya sebagai pembuat vaksin terbesar China.

Berita penyelidikan itu sontak menuai reaksi keras para pengguna internet di China, yang mengekspresikan rasa jijik mereka dengan sistem vaksinasi yang korup dan tidak efisien.

Para netizen mencoba untuk me-reblog cerita berjudul “King of Vaksin”, yang ditulis oleh pengguna internet dengan nama samaran “Beast”. Tetapi setiap upaya untuk memposting ulang investigasi itu tidak berlangsung lama, karena kemudian dihapus. Sehingga pada 22 Juli, para netizen China berinisiatif memanfaatkan jaringan blockchain Ethereum.

Satu alamat Ethereum mengirim 0,001 Ether (sekitar US$ 0,47) atau sekitar Rp 6.800 ke dirinya sendiri, menempelkan teks pos ke dalam metadata transaksi, yang tetap ada di buku besar umum untuk dilihat semua orang.

Karena Ethereum terdesentralisasi dan sulit untuk ditembus, otoritas pemantau Beijing tidak dapat masuk dan menekan pemilik jaringan untuk mencatat transaksi.

Ini adalah contoh besar kedua di mana netizen China memanfaatkan teknologi blockchain untuk mengekspresikan nilai-nilai sosial mereka dan keluhan dengan cara modern.

Pada April lalu, aktivis mahasiswa menggunakan blockchain Ethereum untuk memposting surat terbuka yang ditulis oleh seorang mahasiswa yang telah diintimidasi dan diancam oleh kampusnya untuk tidak berbicara mengenai kekerasan seksual dan pelecehan.

Surat itu masih ada di blockchain untuk dilihat semua orang, yang sangat jarang terjadi untuk sebagian besar dokumen berisikan protes di China. [WS/HBS]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI