Telset.id, Jakarta – Anggota kongres Amerika Serikat (AS) dikabarkan berencana memanggil bos Apple dan Google untuk bertanya tentang keamanan data pribadi pengguna. Hal ini diperkirakan karena buntut dari skandal bocornya data pengguna Facebook beberapa waktu lalu.
Pada hari Senin (9/7) lalu, empat anggota kongres dari Partai Republik mengirim surat kepada Apple dan Alphabet – induk perusahaan Google, dimana mereka menanyakan soal keamanan data pribadi pengguna.
“Kami ingin menyelidiki kemungkinan akses pihak ketiga ke data pengguna, khususnya rekaman suara dan informasi lokasi via iPhone dan Android,” tulis anggota kongres.
Dalam surat yang dipublikasikan, ada indikasi Apple dan Google menggunakan data pengguna secara ilegal, termasuk menggunakan informasi lokasi dan rekaman suara.
Sejumlah laporan menyebut bahwa ponsel iPhone dan Android dimanfaatkan oleh Apple dan Google untuk mengumpulkan data suara tanpa sepengetahuan pengguna.
Baca juga: Apple Bantah Terima Data Pengguna dari Facebook
Dilansir NY Post, Apple dan Google masing-masing memiliki kata kunci yang memungkinkan ponsel mendengar dan memproses suara pengguna, seperti misalnya “Ok Google” dan “Hey Siri”.
Ada pula dugaan aplikasi pihak ketiga punya akses untuk menggunakan data suara ketika pengguna mengetikkan kata kunci. Apple maupun Google belum berkomentar mengenai hal ini.
Sebelumnya dikabarkan bahwa dalam 10 tahun terakhir, Facebook ternyata telah membocorkan data pengguna ke perusahaan-perusahaan smartphone dan komputer tablet di dunia, antara lain Apple dan Samsung.
Raksasa media sosial itu memiliki sekitar 60 mitra yang secara teratur menerima data-data pribadi pengguna selama kurun waktu tersebut. Selain Apple dan Samsung, dilaporkan ada pula Amazon dan Microsoft yang turut “menikmati” data pengguna Facebook.
Baca juga: Facebook Jual Data Pengguna ke Apple, Samsung, dkk
Dikabarkan, empat perusahaan teknologi besar itu telah menerima dan dapat mengakses data-data yang bersifat pribadi seperti status hubungan, afiliasi politik, riwayat pendidikan, dan agama sampai bulan April 2018 lalu. [BA/HBS]
Sumber: nypost.com