FBI Masih Lanjutkan Penyelidikan Kasus Skandal Facebook

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Nampaknya para petinggi Facebook belum akan bisa tidur nyenyak dalam waktu dekat. Ini karena Biro Investigasi Federal (FBI)  ingin menyelidiki lebih dalam kasus skandal data yang melibatkan Facebook dan konsultan Cambridge Analytica dengan mengirimkan sejumlah agen dalam penyelidikan yang dilakukan Departemen Kehakiman Amerika Serikat (DOJ)

Harian Washington Post, seperti dilansir Cnet, mengatakan Komisi Sekuritas dan Pertukaran (SEC), Komisi Perdagangan Federal (FTC) dan FBI telah bergabung dalam penyelidikan tersebut.

DOJ melakukan penyelidikan menyusul pengungkapan Facebook pada Maret lalu bahwa Cambridge Analytica, konsultan digital yang memiliki hubungan dengan kampanye kepresidenan Trump, secara tidak semestinya mengakses informasi pribadi terhadap sekitar 87 juta pengguna jejaring sosial itu.

Penyelidikan DOJ, kata harian itu, juga sedang diperlebar pada fokus pernyataan Facebook menyusul skandal itu dan apakah pengungkapannya kepada publik dan investornya cukup lengkap dan tepat waktu.

Pada April lalu, CEO Facebook Mark Zuckerberg menjadi bersaksi dalam dua sidang dengar pendapat kongres atas kontroversi kasus itu. Komentarnya di Capitol Hill dikabarkan juga sedang diteliti sebagai bagian dari penyelidikan yang diperluas.

Baca juga: Mark Zuckerberg Minta Maaf pada Parlemen Eropa

Walaupun Facebook mengakui pertanyaan itu, tetapi tidak memberikan komentar terhadap kabar laporan penyelidikan yang diperluas.

“Kami bekerja sama dengan pejabat di AS, Inggris dan yang lainnya. Kami telah memberikan kesaksian publik, menjawab pertanyaa, dan berjanji untuk melanjutkan bantuan kami karena pekerjaan mereka terus berlanjut,” kata juru bicara Facebook.

Perwakilan SEC dan FTC hingga berita ini ditulis belum memberikan komentarnya. Sedangkan FBI menolak memberikan komentar.

Upaya melebarkan cakupan investigasi menggarisbawahi tekanan kuat pemerintah AS terhadap Facebook karena berurusan dengan tuduhan bahwa raksasa teknologi itu tidak cukup berupaya mencegah penyalahgunaan pada platform atau melindungi informasi pribadi dari lebih dari 2 miliar penggunanya.

Baca juga: Facebook Yakin Cambridge Analytica Tidak Akses Data Pengguna

Keterlibatan badan-badan federal lain dalam penyelidikan Departemen Kehakiman memperluas sorotan di luar penggunaan data Facebook oleh Cambridge Analytica terhadap reaksi jaringan sosial terhadap skandal tersebut.

Raksasa Media sosial itu mengatakan pertama kali mengetahui tentang penyalahgunaan data dari Cambridge Analytica pada 2015, tetapi tidak mengungkapkannya sampai Maret ini. Itupun setelah mendapat pertanyaan dari The New York Times dan Guardian.

Baca juga: Facebook akan Tambahkan Kontrol Privasi 

Setelah berita tentang skandal pertama terungkap pada Maret lalu, Zuckerberg dan COO Fcebook Sheryl Sandberg tetap diam selama lima hari, mendorong hashtag #WheresZuck untuk beredar di Twitter.

Setelah itu, Zuckerberg mengadakan tur permintaan maaf, memberikan wawancara ke beberapa saluran berita termasuk CNN Times, dan Wired. [WS/HBS]

Sumber: CNET

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI