Parlemen AS Tuding Google Dukung Partai Komunis China

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Anggota parlemen Amerika Serikat (AS) mendesak Alphabet, perusahaan induk Google, untuk mempertimbangkan kembali hubungannya dengan raksasa teknologi China, Huawei. Menurut parlemen, hal itu berpotensi menimbulkan risiko serius bagi konsumen maupun keamanan nasional AS.

Menurut CNBC, dalam sebuah surat kepada CEO Google, Sundar Pichai, pada Rabu (20/6) waktu setempat, baik anggota parlemen Republik maupun Demokrat menyatakan prihatin terhadap kemitraan strategis Google dengan Huawei. Apalagi, keduanya memiliki hubungan kerja sama jangka panjang.

Huawei, yang kini menjadi produsen ponsel terbesar ketiga di dunia berdasarkan pangsa pasar, membuat perangkat dengan mengadopsi sistem operasi Android bikinan Google. Pada Januari 2018 lalu, mereka juga membentuk kemitraan untuk bekerja dalam standar baru perpesanan ponsel.

Hal yang cukup membuat para pembuat undang-undang kecewa adalah Google terus bekerja sama dengan Huawei, tetapi Google justru menghentikan kemitraan dengan pemerintah AS dalam Proyek Maven.

Proyek Maven adalah proyek pembuatan senjata menggunakan teknologi kecerdasan buatan yang akan rencananya akan dikembangkan patungan antara Google dengan Departemen Pertahanan AS.

Proyek ini akan dipakai untuk menganalisis rekaman dan gambar drone guna meningkatkan penargetan serangan pesawat tak berawak.

Baca juga: Tolak Proyek Pentagon, Selusin Karyawan Google Pilih Resign

Namun proyek Maven akhirnya tidak dilanjutkan Google, karena saat itu banyak menerima penolakan di internal Google. Banyak karyawan marah mengetahui Google bekerja sama dengan militer AS.

“Kami mendesak Alphabet untuk mempertimbangkan kembali kemitraan Google dengan Huawei. Apalagi baru-baru ini Google justru menolak untuk memperbarui kemitraan Proyek Maven dengan Departemen Pertahanan AS. Google malah lebih memilih mendukung Partai Komunis China daripada militer AS,” tegas anggota parlemen AS.

Google sendiri hingga saat ini belum bersedia untuk dimintai komentar. Di lain sisi, pemerintah AS terus-menerus menuduh Huawei bekerja atas nama pemerintah China.

Pada Februari 2018, para pejabat intelijen memperingatkan warga AS untuk tidak membeli perangkat Huawei karena berpotensi digunakan sebagai sarana spionase.

Baca juga: AS akan Larang Pemakaian Produk Huawei dan ZTE

Awal tahun ini, anggota parlemen memperkenalkan regulasi baru yang dikenal sebagai Undang-Undang Komunikasi Pemerintah AS. Isinya melarang agen pemerintah AS menggunakan peralatan dari perusahaan China, khususnya ZTE dan Huawei. [SN/HBS]

Sumber: CNBC

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI