Keren! Ini Kapal Riset Kelautan Paling Canggih Indonesia

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Tahukah Anda jika pemerintah Indonesia, khususnya Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), memiliki kapal riset paling canggih di Indonesia?

Kapal kapal multifungsi (multipurpose vessel) yang dinamakan KR. Geomarin III (GOMA) milik Indonesia ini ternyata telah banyak berperan dalam melangsungkan survei geologi kelautan di berbagai samudera dunia.

Kapal yang dapat dimanfaatkan untuk pemetaan hidrografi, oseanografi, geologi, maupun geofisika ini dilengkapi dengan fasilitas Dynamic Positioning System (DPS)/DP-1, yaitu sistem manuver pergerakan relatif terhadap gerakan sensor bawah laut saat pengoperasian Remotely Operated Vehicle (ROV) dan posisi diam absolut saat pengambilan contoh dasar laut, pengukuran arus dan gelombang laut.

GOMA memiliki alat marine gravimeter satu-satunya di Indonesia, pernah ambil bagian dalam Joint Cruise Lamont Doherty Earth Observatory USA (salah satunya dalam memetakan perubahan iklim), juga melakukan penelitian gas biogenik di utara Bali-Lombok-Kangean.

“GOMA mulai beroperasi sejak 2009, menggunakan sertifikasi ClassNK (Jepang) dan BKI, dengan waktu jelajah 30 hari,” ujar Tim Komunikasi ESDM dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (9/6/2018).

Saat ini GOMA tengah melakukan ekspedisi kelautan Indonesia PRIMA (Indonesia Program Initiative on Maritime Observation and Analysis) 2018, ekspedisi untuk meningkatkan akurasi observasi cuaca dan prediksi cuaca kelautan di Samudera Hindia.

Ekspedisi yang dilakukan GOMA ini dengan menggandeng Badan Meteorologi, Klimatogi dan Geofisika (BMKG), yang bekerja sama dengan NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration).

Ekspedisi yang berlangsung pada 24 Mei hingga 14 Juni 2018 tersebut melalui 5 titik, dimulai dari Pelabuhan Cirebon, perairan Barat Sumatera hingga Teluk Benggala dan mengakhiri perlayaran di Pelabuhan Sibolga Sumatera Utara.

Dalam ekspedisi ini GOMA bertugas mengambil data meteorologi maritim, atmosfer, oceanografi, pengamatan marine-geofisika dan pengamatan cuaca setiap jam selama rute pelayaran.

Ketersediaan data di Samudera Hindia dinilai sangat penting untuk prediksi iklim secara global karena iklim di Samudera Hindia dapat mempengaruhi pola cuaca dan iklim dalam skala regional maupun global.

“Ekspedisi akan menghasilkan data pengamatan RAMA Buoy (Research Moored Array for African-Asian-Australian Monsoon Analysis and Prediction) yang real-time dan meningkatkan akurasi prediksi cuaca,” katanya.

Data hasil ekspedisi tersebut akan langsung diintegrasikan dengan portal MIDAS (Maritime Integrated Data System), portal untuk seluruh kegiatan yang terkait dengan kelautan secara real-time. Ini akan sangat bermanfaat dalam pemahaman terhadap cuaca dan iklim serta sektor kemaritiman negara Indonesia di masa depan. [WS/HBS]

2 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI