Gara-gara Toilet, Karyawan Facebook dan WhatsApp Tak Akur

Telset.id, Jakarta – Karyawan Facebook dan WhatsApp ternyata sering terlibat perselisihan. Lucunya, perselisihan tersebut disebabkan oleh hal-hal yang terbilang sepele.

Karyawan Facebook dan WhatsApp dilaporkan saling iri gara-gara fasilitas dan ruang kerja. Awalnya, beberapa karyawan WhatsApp dilaporkan protes mengenai keberadaan restoran dan toko yang dibangun oleh Facebook.

Informasi menyebut, restoran dan toko tersebut berdiri mengelilingi kantor baru WhatsApp. Konflik terus berlanjut, giliran karyawan Facebook yang merasa tak terima ketika karyawan WhatsApp meminta fasilitas toilet yang lebih bagus dengan pintu-pintu lapang yang mencapai lantai.

Mereka juga mempunyai meja kerja terbaru dengan ukuran yang lebih besar.

Perbedaan budaya kantor mencapai puncak manakala tim WhatsApp memasang poster di lorong dengan tulisan bernama sindiran.

“Tolong jauhkan kebisingan seminimal mungkin!” tulis karyawan WhatsApp pada poster tersebut.

Baca Juga: Plin-plan, Kini Cambrige Analytica Akui Terima Data Facebook

Sindiran karyawan WhatsApp pun ditanggap dengan nyanyian para punggawa Facebook, “Selamat datang di WhatsApp. Diamlah!”.

Facebook dan WhatsApp sebenarnya merupakan dua perusahaan yang dibangun secara terpisah dan berlandasan filosofis sangat berbeda. Kendati demikian, mereka beroperasi di bawah satu atap, yakni Facebook Inc dengan ruang kerja yang berdekatan.

Rumor yang beredar, karyawan Facebook dan WhatsApp menjalani rutinitas bersama dalam kondisi kurang harmonis. Dilansir dari Business Insider, situasi itu sudah terjadi sejak WhatsApp diakuisisi oleh Facebook.

Baca Juga: Remaja Pilih Instagram dan Snapchat Ketimbang Facebook

Selama bertahun-tahun, pendiri WhatsApp, Brian Acton dan Jan Koum, kerap berseberangan prinsip dengan CEO Facebook, Mark Zuckerberg, dan sang COO, Sheryl Sandberg.

Mereka sering berselisih terkait model bisnis. Zuckerberg dan Sandberg kerap memberi tekanan kepada Acton dan Koum untuk mengubah WhatsApp menjadi platform pesan berbasis iklan.

Hal itu pulalah yang membuat Acton dan Koum akhirnya angkat kaki dari WhatsApp. Selepas kepergian Acton dan Koum, karyawan Facebook dan WhatsApp masih saja sering berselisih. (SN/FHP)

2 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI