Telset.id, Jakarta – Jauh sebelum menjadi populer di Indonesia, skuter sudah menjadi kendaraan paling digemari banyak di Taiwan. Tak hanya karena praktis dipergunakan siapa saja dan berukuran mungil sehingga bisa merambah ke gang-gang sempit, motor ini juga hemat bahan bakar atau konsumsi energinya.
Mengikuti perkembangan teknologi, kini banyak pabrikan skuter di Taiwan memproduksi skuter listrik canggih, seperti Gogoro. Perusahaan ini memperkenalkan dua model skuter listrik baru yang bisa diganti baterai atau Akinya hanya dalam enam detik, jauh lebih cepat ketimbang mengisi bahan bakar di SPBU.
Model pertama adalah Gogoro 2 Delight. Skuter mungil ini bisa menempuh jarak hingga 110 km (68 mil) dalam kondisi baterai penuh dan memiliki kecepatan maksimal hingga 88 km per jam (hampir 55 mil per jam).
Akselerasinya juga cukup bagus, karena bisa mencapai kecepatan 50 km per jam dalam waktu 4,3 detik saja karena disokong dinamo dengan daya maksimum 6,4 kW pada 3.000 rpm.
Sedangkan model kedua Gogoro S2 yang memiliki performa lebih mumpuni. Skuter ini diklaim mampu berakselerasi 0 – 50 km per jam hanya dalam 3,9 detik.
Bentuk dan fiturnya mirip-mirip Gogoro 2 Delight tetapi memiliki tambahan seperti rem cakram depan yang lebih besar untuk kontrol pengereman yang lebih kuat, suspensi yang dapat disetel dan kaliper depan 4 piston.
Begitupun kaki-kakinya lebih bagus diperlukan karena kecepatan maksimumnya bisa mencapai 92 km per jam (57 mil per jam). Sepintas bentuknya agak mirip dengan skuter listrik Viar Q1, produk perusahaan lokal asal Semarang, Jawa Tengah.
Desain lampu dan body depan kedua skuter beda negara tersebut memiliki kesamaan, hanya bagian buntut yang sedikit berbeda.
Skuter listrik Viar sudah diperkenalkan pada ajang Jakarta Fair 2016 lalu dan dibanderol sekitar Rp 16 jutaan, hampir sama dengan harga skuter mesin bensin 110 cc.
Menurut Electrek, Gogoro 2 Delight akan dibanderol US $ 1,656 atau sekitar Rp 23 jutaan di Taiwan, sementara S2 Gogoro akan dijual dengan harga US$ 2.055 atau sekitar Rp 28,5 juta. Perusahaan ini berencana memasarkan produknya di Amerika, namun dengan harga lebih tinggi karena biaya impor, pemasaran dan lainnya.
Sumber Engadget
