Telset.id, Jakarta – Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) akan memotong durasi visa yang diberikan kepada mahasiswa asal China yang belajar di AS. Tujuannya untuk mencegah potensi pencurian properti intelektual AS.
Meski proses aplikasi tidak berubah, namun mahasiswa asal China yang ingin belajar di bidang tertentu akan lebih sulit mendapatkan visa di AS. Mulai 11 Juni 2018, durasi visa yang diberikan kepada warga China dibatasi.
Dilaporkan The Verge, petugas konsulat AS tidak akan memberikan visa dengan durasi lama seperti yang selama ini terjadi. Mahasiswa S2 China hanya mendapatkan visa satu tahun jika belajar di bidang robotik.
Tak cuma itu, durasi visa serupa diberikan oleh pemerintah AS kepada mahasiswa S2 asal China yang memperlajari industri manufaktur teknologi tinggi atau penerbangan.
Jika ada warga yang bekerja sebagai peneliti atau manajer sebuah perusahaan China yang masuk di daftar Departemen Perdagangan AS, permintaan visa akan memerlukan izin dari beberapa otoritas.
Lewat kebijakan itu, proses pengajuan visa bakal memakan waktu berbulan-bulan. Namun demikian, tidak diketahui perusahaan apa saja yang masuk dalam daftar Departemen Perdagangan AS.
China dan AS memang terlibat debat sengit. Debat dipicu oleh klaim Presiden AS, Donald Trump, yang menyatakan bahwa China telah mencuri teknologi dari negaranya.
Baca juga: China Ungguli AS dan Eropa dalam ‘Pertempuran’ 5G
Tuduhan Trump berkaitan dengan dua tuntutan hukuman Gedung Putih terhadap China yang diwujudkan dalam bentuk pajak impor barang. Ketua Komisi Perdagangan AS, Dennis Shea mengatakan, praktik transfer teknologi yang diterapkan China cukup merugikan.
“Transfer teknologi menjadi konsekuensi peraturan tidak tertulis dari perusahaan yang mencoba mengakses pasar China. Lebih-lebih, jika pihak luar bekerja sama dengan perusahaan milik atau yang dikendalikan oleh Pemerintah China,” papar Shea. [BA/HBS]
Sumber: The Verge