Telset.id, Jakarta – Dunia industri tengah memasuki era baru yang disebut Revolusi Industri 4.0. Tak hanya ramai jadi perbincangan dunia, tapi gaung soal industri generasi keempat ini juga terus dibahas di Indonesia.
Hal ini sejalan dengan target pemerintah untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2020.
Implementasi industri generasi keempat itu tentunya harus diikuti dengan pembentukan ekosistem yang sehat dan berkesinambungan agar efektif dan dapat menggerakkan seluruh sektor ekonomi.
Dosen ITB Richard Mengko menilai, untuk mencapai keberhasilan berbisnis di era digital, dibutuhkan ekosistem dan komunikasi yang terbentuk secara baik oleh para pelaku bisnis. Sehingga tercapai ekosistem yang kuat dan saling menguntungkan.
Richard yang juga salah satu tokoh teknologi di Indonesia ini menjelaskan, masyarakat Indonesia sebenarnya sudah mulai terbiasa menggunakan teknologi, namun belum memanfaatkannya secara optimal dalam urusan produktivitas yang dapat mengembangkan ekonomi di Indonesia.
Padahal, tambah Richard, revolusi Industri 4.0 ini akan lebih menguntungkan pelaku bisnis lebih karena dapat mengurangi biaya operasional. Apalagi jika terjadi kolaborasi antar pemain industri.
“Untuk itu perlu memperhatikan karakteristik dan bentuk-bentuk perkembangan teknologi saat ini agar dapat memanfaatkannya secara maksimal dan menyiapkan langkah-langkah antisipati yang tepat,” ucapnya di Jakarta.
Ia pun melihat revolusi industri sebenarnya sudah berjalan saat ini. Sebagai contoh, hadirnya startup seperti Go-Jek yang memudahkan masyarakat bisa memesan transportasi ataupun makanan dalam satu genggaman.
“Kata kuncinya perubahan industri 4.0 yaitu near future, yaitu perubahan bukan dalam waktu 50 tahunan, yaitu bulanan. Jangan sampai kita tertinggal kata kunci itu. Kedua yaitu ekosistemnya hari ini. Kita lihat Go-Jek ini saja sudah mengubah perilaku kita,” tuturnya.
Baca Juga : Kominfo Bakal Pangkas 40 Regulasi, untuk Apa?
Richard menegaskan, ekosistem penting sekali untuk mendorong Revolusi Industri 4.0. Itu sebabnya, ia ikut bergabung dalam forum Indonesia Digital Business Ecosystem (Indibest Forum).
Indibest Forum sendiri tak hanya beranggotakan para pemain industri seperti Telkomsel, BNI, Alfamart, Qualcomm, IMX, dan WIN/PASSBAYS, tapi juga lembaga pemerintahan seperti Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).
Dalam forum itu semua stakeholder sepakat, bahwa dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 harus terlebih dahulu memahami pasar dan memetakan karakteristik dari “the underserved market”.
Kolaborasi di Era Digital
Strategic Planning Director Berakar Komunikasi Satriyo Wibowo menjelaskan, revolusi industri 4.0 ditandai dengan perubahan yang begitu cepatnya, apalagi di era digital saat ini.
“Poinnya adalah perubahan yang mengubah kita sendiri dan revolusi industri itu kita harus hadapi sekarang,” kata Satriyo.
Lalu lanjut Satriyo mempertanyakan kesiapan Indonesia mengimplementasikan perubahan di era digital tersebut. “Satu hal penting adalah menyikapinya dan menjadikan peluang,” imbuhnya.
Satriyo pun memandang, untuk menghadapi revolusi industri 4.0, seharusnya pelaku ekonomi kreatif bisa berpikir secara maksimal.
Baca Juga : Kominfo Kepincut Teknologi Penyaring Konten Negatif Bigo