Telset.id, Jakarta – Kabar mengejutkan datang lagi dari Facebook, masih seputar penyalahgunaan data oleh Cambridge Analytica. Rupanya kasus ini tidak hanya menimpa data jejaring sosial warga AS. Bahkan lebih dari 1 juta data pengguna Facebook di Indonesia juga kena getahnya.
Totalnya, penyalahgunaan data facebook oleh perusahaan konsultan politik asal Inggris itu melibatkan 10 negara. Bahkan, Jejaring sosial besutan Mark Zuckerberg ini mengungkapkan ada 87 juta data yang disalahgunakan, lebih banyak hampir 30 juta data dari kabar sebelumnya yang mencapai 50 juta.
Berdasarkan warta lansiran Cnet, Kamis (5/4/2018), data Facebook yang paling banyak disalahgunakan masih berasal dari AS, yang jumlahnya mencapai 70.632.350 (81,6%).
Selanjutnya disusul Filipina sebanyak 1.175.870 (1,4%), Indonesia 1.096.666 (1,3%), Inggris 1.1079.731 (1,2%), Meksiko 79.880 (0,9%), Kanada 62.161 (0,7%), India 563.455 (0,6%), Brasil 443.117 (0,5%), Vietnam 427.446 (0,5%) dan Australia 311.127 (0,3%).
Baca juga: Kesal Dikritik, Bos Facebook Balas “Semprot” Apple
Well, dari satu juta lebih data pengguna Facebook asal Indonesia yang disalahgunakan, data Anda mungkin termasuk salah satunya. Toh, pemilik data yang disalahgunakan tidak tahu juga karena mungkin tidak berdampak pada perubahan akun atau blokir, seperti yang dilakukan hacker.
Skandal, yang oleh CEO Facebook Mark Zuckerberg disebut “pelanggaran kepercayaan,” telah menimbulkan pertanyaan tentang penanganan jejaring sosial itu atas data pengguna dan sejauh mana tingkat keamanannya.
Rabu ini, Komite Energi dan Perdagangan DPR AS mengungkapkan bahwa Zuckerberg akan bersaksi di depan panel Kongres pada 11 April untuk menjawab pertanyaan tentang privasi dan data pengguna Facebook.
Berita itu muncul sekitar dua minggu setelah Facebook pertama kali melarang Cambridge Analytica memanen data melalui aplikasi kuis pihak ketiga yang disebut “thisisyourdigitalife.”
Semula data tersebut dikumpulkan secara legal oleh peneliti Universitas Cambridge bernama Aleksandr Kogan. Namun belakangan Kogan dilaporkan melanggar ketentuan layanan Facebook karena meneruskan informasi ke Cambridge Analytica.
Cambridge Analytica mempermasalahkan angka baru itu, dengan alasan mereka hanya memperoleh data 30 juta orang dari Global Science Research, perusahaan riset Kogan.
Dilaporkan The Verge, data hasil kloningan Cambridge Analytica masih bisa diakses secara bebas oleh pengguna internet. Stasiun televisi Inggris Channel 4 mencatat, publik bisa mendapatkan profil psikografis pengguna Facebook di Colorado, Amerika Serikat (AS).
Baca juga: Mengenal Cambridge Analytica dan Sepak Terjangnya
Sebagian besar data yang terpampang berisi informasi tentang kebiasaan pengguna dalam menggunakan Facebook. Di dalamnya terurai pula kebiasaan sehari-hari yang dilakukan oleh 136 ribu warga Colorado.
Data itu diduga yang dipakai oleh Cambridge Analytica untuk keperluan kampanye Donald Trump. Melihat fakta tersebut, publik seketika berang dan berkomentar macam-macam. [WS/HBS]