Telset.id, Jakarta – Browser Mozilla ikut meramaikan skandal penyalahgunaan data 50 juta pengguna oleh Facebook dan Cambridge Analytica demi pemenangan Donald Trump pada Pilpres Amerika Serikat (AS). Mozilla memutuskan menarik iklan dari Facebook.
Dilansir dari ZDNet, Chief Business and Legal Officer Mozilla, Denelle Dixon, menyatakan cukup memahami ucapan CEO Facebook, Mark Zuckerberg, untuk membatasi akses pengembang ke data pengguna. Namun, Mozilla tetap mempermasalahkan aturan privasi default Facebook.
Dixon menyebutkan bahwa pengaturan default Facebook masih membuka akses ke banyak data, khususnya dengan pengaturan aplikasi pihak ketiga.
“Kami memahami bahwa Zuckerberg telah berjanji untuk meningkatkan pengaturan privasi dan membuat layanan Facebook lebih selektif. Ketika Facebook benar-benar lebih tegas terhadap aplikasi pengembang, kami akan mempertimbangkan lagi keputusan ini,” tegas Dixon.
Baca juga: Data 50 Juta Pengguna Facebook untuk Menangkan Trump
Sekadar mengingatkan, Facebook tengah menjadi sorotan banyak kalangan karena data 50 juta penggunanya bocor dan disalahgunakan oleh Cambridge Analytica. Data tersebut dipakai untuk kampanye Trump pada Pilpres AS 2016 lalu.
Facebook lantas bersikap dengan berencana membatasi penempatan aplikasi yang memiliki akses ke pengguna. Nantinya, para pengembang aplikasi cuma bisa mendapatkan sedikit informasi terkait pengguna Facebook.
Atura baru ini mewajibkan para pengembeng harus memperoleh persetujuan dari Facebook sebelum mendapat informasi lebih rinci para pemilik akun.
“Para pengembang yang menggunakan Facebook Login hanya akan mendapatkan nama, profil foto, dan alamat email ketika pengguna melakukan sign in. Untuk mengakses unggahan pengguna, mereka wajib mendapat izin dari Facebook,” kata CEO Facebook, Mark Zuckerberg.
Facebook akan memutus akses aplikasi ke data akun manakala orang tidak menggunakan lagi aplikasi itu selama tiga bulan. Kebijakan tersebut menguntungkan pengguna karena belakangan ini banyak orang menyadari telah membiarkan ratusan, bahkan ribuan, aplikasi terkoneksi ke akun Facebook.
Baca juga: Rusia: Tudingan Dalang NotPetya demi Kampanye Trump
Tak cukup, Facebook pun berencana menginvestigasi semua aplikasi yang telah mengakses banyak sekali data pengguna. Facebook ingin memastikan data-data itu tidak disalahgunakan. Facebook akan langsung memberi tahu manakala data pengguna ternyata disalahgunakan. [SN/HBS]