Telset.id, Jakarta – Harga Bitcoin terus melorot hingga di bawah USD 9.000 atau sekitar Rp 117 juta pada perdagangan Jumat (9/3) siang di Asia. Kondisi tersebut memperpanjang penurunan Bitcoin yang tercatat 10.000 dolar AS pada awal minggu.
Pada pembukaan perdagangan, harga Bitcoin sempat anjlok 8.370,80 dolar AS atau turun 24 persen. Menurut indeks CoinDesk, seperti dilaporkan CNBC, Bitcoin mulai bergerak kuat mendekati 8.995 dolar AS pada pukul 8.02 pagi.
Bitcoin gagal menembus level kunci di posisi 12.000 dolar AS pada Senin (5/3) lalu. Pada Rabu (7/3), kepala Binance yang berbasis di Hong Kong mengatakan bahwa ada penyimpangan perdagangan dan beberapa akun kemungkinan telah disusupi karena terjadi phishing.
[Baca juga: Nilai Tukar Bitcoin Sempat Terjun Bebas]
Pada hari yang sama, laporan penjualan oleh Mt.Gox di Jepang juga berkontribusi terhadap sentimen negatif Bitcoin. Dalam sebuah dokumen pengadilan yang diajukan pada Rabu, pengacara Tokyo dan wali Nobuaki Kobayashi mengumumkan penjualan sekitar 400 juta dolar AS Bitcoin.
Komisi Sekuritas dan Bursa Efek AS juga mengatakan masih pada Rabu bahwa perdagangan “aset digital yang bersifat sekuritas” harus mendaftar ke agensi. Pernyataan tersebut mengikuti permintaan industri mata uang kripto.
Perkembangan regulasi di kawasan Asia Pasifik juga cenderung mengakibatkan penurunan harga pada minggu ini. Badan Jasa Keuangan Jepang lantas mengeluarkan pemberitahuan ke sejumlah bursa di negara tersebut pada Kamis (8/3).
Tak cukup, regulator juga menghentikan operasional Bit Station dan FSHO selama sebulan.
[Baca juga: Ini 10 Prediksi Perkembangan Cryptocurrency Bitcoin]
Pemeriksaan peraturan di Jepang memang terus meningkat setelah token virtual senilai USD 530 juta dicuri dari Coincheck, sebuah bursa kripto yang berbasis di Tokyo, awal tahun ini.
Otoritas setempat memutuskan mengambil kebijakan tegas guna mengantisipasi agar kejadian serupa tak terulang.[SN/HBS]