Telset.id, Jakarta– Grab menambah jajaran bisnisnya dengan meluncurkan aplikasi GrabCycle. Ini merupakan aplikasi untuk berbagi sepeda dan e-skuter dari empat operator, yang sementara ini baru tersedia di negara kota itu.
Ujicoba aplikasi ini pertama kali di Sentosa, Singapura, pada paruh pertama tahun ini sebelum diluncurkan di tempat lain. Dengan aplikasi ini, pengguna GrabCycle dapat menggunakan sepeda bersama dan e-skuter dari aplikasi mitra Grab lainnya, yakni oBike, GBikes, Anywheel dan PopScoot.
Sayangnya, pembayaranya tidak bisa dilakukan secara tunai. Pengguna hanya dapat menggunakan akun kredit GrabPay, yang ditautkan ke aplikasi Grab utama.
Head of GrabVentures Reuben Lai mengatakan Singapura adalah negara pertama di Asia Tenggara yang meluncurkan aplikasi Grab ini. Jika dinilai berhasil, perusahaan “hijau” ini bakal menyediakannya aplikasinya secara regional.
“Fokus kami adalah mengujinya untuk memastikan kami mendapatkannya di sini. Jika konsumen menyukainya, tidak ada yang menghentikan kami untuk terus berkembang di seluruh Asia Tenggara,” kata Reuben, seperti dirilis halaman channelnewsasia.com, Jumat (9/3).
Menurut dia, GrabCycle melengkapi jaringan transportasi umum dan sejalan dengan komitmen pemerintah Singapura untuk membangun kota yang lebih hijau dan lebih layak huni.
“Dengan GrabCycle, kami selangkah lebih dekat ke arah visi menjadi platform multi-modal dengan pilihan transportasi yang sesuai dengan setiap kebutuhan,” imbuh Lai
Perusahaan yang juga tenar di Indonesia ini juga telah bermitra dengan perusahaan rantai pasokan lokal YCH untuk mengelola tempat parkir sepeda dan e-skuter GrabCycle di sejumlah lokasi, termasuk Sentosa.
Sebelumnya, Grab, dikabarkan sedang melakukan negosiasi lanjutan untuk membeli Uber. Seperti diketahui, Uber sudah “menyerah” bersaing di Asia Tenggara, mengingat kerugian yang diderita setiap tahun terus meningkat.
[Baca juga: Grab Lanjutkan Negosiasi Akuisisi Uber Asia Tenggara]
Menurut Reuters, selama beroperasi di Asia Tenggara, Uber telah menggelontorkan dana miliaran dolar Amerika Serikat (AS). Namun, dana yang digelontorkan untuk insentif para driver serta diskon bagi para pelanggan tersebut tak sebanding dengan pemasukan yang didapatkan.
Sebaliknya, Grab memiliki posisi dominan di Asia Tenggara dengan jumlah konsumen tak kurang dari 640 juta orang. Desember 2017 lalu, Grab bekerja sama dengan operator taksi terkemuka di Singapura, ComfortDelgro, untuk lebih menjangkau pasar. [WS/HBS]