Telset.id, Jakarta – Beberapa waktu lalu, Qualcomm resmi menolak tawaran akuisisi terbesar sekaligus terakhir dari Broadcom senilai USD 121 miliar atau setara dengan RP 1.647 triliun. Kini alasan penolakan itu terungkap.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan Qualcomm menolak tawaran Broadcom, misalnya saja adalah valuasi yang diberikan Broadcom, dan adanya “kepastian kesepakatan” dalam internal Qualcomm.
Dilansir dari PhoneArena, dua alasan Qualcomm telah dikirimkan Chairman mereka, Paul Jacobs terhadap President dan CEO Broadcom, Hock Tan lewat surat terbuka beberapa waktu lalu.
Dalam suratnya, Qualcomm masih percaya bahwa nilai perusahaan mereka lebih dari angka yang ditawarkan Broadcom. Itu karena mereka baru saja melakukan pembelian NXP Semiconductors NV senilai USD 38 miliar atau Rp 517 triliun.
Dalam suratnya Jacobs juga menyebutkan bahwa Qualcomm akan “rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi” apabila menyebutuji tawaran akuisisi Broadcom dan regulator tidak menandatangani keputusan akuisis itu.
Namun sebenarnya Broadcom telah memberikan solusi dengan menawarkan uang ganti rugi yang lebih tinggi dari biasanya kepada Qualcomm jika regulator menggagalkan proses akuisisi.
Seperti diketahui, biaya penggagalan proses akuisisi berkisar antara 3 sampai 4 persen dari nilai kesepakatan.
[Baca juga: Broadcom Sodorkan Rp 1.644 Triliun ke Qualcomm]
Terlepas dari dua alasan yang diberikan bos Qualcomm, ada alasan lainnya yang diajukan Qualcomm kepada Securities And Exchange Commission (SEC).
Dari dokumen pengajuan itu, Qualcomm mengungkapkan bahwa akan ada dua perusahaan yang menyumbangkan penghasilan senilai USD 1 miliar atau Rp 13,6 triliun bagi Qualcomm yang akan menarik diri jika mereka menerima akuisisi dari Broadcom.
Dijelaskan, kedua perusahaan besar ini tidak percaya dengan kemampuan Broadcom untuk menjadi pemimpin teknologi menggantikan Qualcomm.
Tawaran senilai ribuan triliun dari Broadcom sendiri berupa kenaikan nilai per saham yang ditawarkan Broadcom menjadi USD 82 atau sekitar Rp 1,1 juta yang sebelumnya hanya ditawar USD 70 atau Rp 971 ribuan per lembar sahamnya.
Tak hanya itu saja, mereka pun juga menawarkan uang ganti rugi jika proses akuisisi gagal.
Jika tawaran Broadcom disetujui Qualcomm, maka keduanya telah menjadi bagian dari akuisisi perusahaan teknologi terbesar yang pernah ada hingga saat ini.
Sedangkan bagi Broadcomm, proses akuisisi ini akan membuat mereka mengambil alih pasar di sektor perangkat teknologi wireless, termasuk smartphone yang sebelumnya dipegang oleh Qualcomm.
Seperti diketahui saat ini Qualcomm banyak mendistribusikan chipset mereka ke berbagai merk besar smartphone, seperti Samsung, LG, dan lainnya. (FHP/HBS)