Telset.id, Jakarta – Pada akhir tahun 2017 lalu, Xiaomi mengatakan bahwa mereka mungkin akan mencapai nilai valuasi sebesar USD 100 miliar atau sekitar Rp 1.333 triliun. Tentu saja, ambisi itu bukan perkara mudah untuk dicapai, apalagi mereka kurang populer di Amerika Serikat.
Xiaomi memang tidak terlalu dikenal di ‘Barat’ (Amerika dan Eropa), tapi itu tidak menghentikan ambisi mereka untuk meraih valuasi senilai USD 100 miliar di akhir tahun ini.
Jika terwujud, itu berarti bahwa Xiaomi akan menjadi perusahaan senilai USD 100 miliar tanpa menginjakkan kaki di pasar utama seperti Amerika Serikat.
Meski tidak mudah, namun Xiaomi nampaknya sudah bertekad untuk masuk ke lantai bursa. Menurut sebuah laporan baru, Xiaomi ingin mengumumkannya pada akhir tahun ini dengan valuasi senilai USD 100 miliar.
Xiaomi sejatinya masih terhitung “pemain baru”, jika dibandingkan beberapa vendor besar lainnya. Namun nama pabrikan asal China ini berhasil meroket dalam waktu singkat, karena menawarkan perangkat dengan spesifikasi tinggi tapi dijual dengan harga miring.
Stratagi ini terbukti berhasil, karena smartphone Xiaomi dengan cepat menjadi populer di pasar-pasar utama di beberapa negara berkembang seperti India. Selain itu, Xiaomi juga cukup dominan di China dan pasar lainnya di Asia Selatan.
Tak hanya membuat perangkat smartphone saja, Xiaomi kini juga memperluas portofolio produknya dengan membuat berbagai macam produk, seperti wearable device, drone, dan lainnya.
[Baca juga:Â Banyak Bug, Xiaomi Setop Update Android Oreo untuk Mi A1]
Bloomberg melaporkan bahwa Xiaomi telah memilih Morgan Stanley dan Goldman Sachs di antara bank-bank internasional untuk mempermulus rencana IPO-nya. Selain kedua bank tadi, Xiaomi juga telah memilih Deutsche Bank dan Credit Suisse.
Xiaomi disebutkan belum memutuskan waktu dan lokasi penjualan sahamnya. IPO Xiaomi ini diperkirakan bisa menjadi yang terbesar sejak IPO Alibaba pada tahun 2014 lalu, dengan nilai USD 25 miliar.
Meski kabar rencana IPO ini sudah santer terdengar, namun Xiaomi masih bungkam dan enggan memberikan komentar tentang kabar tersebut. Belum ada konfirmasi kapan perusahaan yang dijuluki “Apple dari China” itu akan go public. [HBS]
