Telset.id, Jakarta – Waktunya tiba juga. Google akhirnya mengumumkan kehadiran “bayi barunya” yang diberi nama Google Pay. Platform pembayaran digital ini adalah hasil persilangan antara Android Pay dan Google Wallet.
Bagi yang mungkin belum terlalu akrab dengan Google Wallet, teknologi ini mengalami berbagai tantangan dan masalah pada tahun-tahun terdahulu. Aslinya, Google Wallet dipergunakan sebagai pembayaran Near Field Communication (NFC)—layanan pembayaran mobile yang juga tersedia di Indonesia—di berbagai outlet bisnis sampai akhirnya perusahaan memperkenalkan Android Pay pada tahun 2015.
Pada titik itu, Google Wallet menjadi aplikasi yang kurang lebih mirip dengan Venmo, aplikasi transfer uang, sementara Android Pay mengambil alih NFC.
Aplikasi Google Pay sendiri diklaim hampir tidak memiliki interoperabilitas dan cenderung mudah untuk dipergunakan.
Sekarang Anda bisa menyelesaikan urusan pembayaran baik langsung di toko atau outlet, melakukan transaksi online, serta transfer yang dari satu aplikasi saja. Jika Anda menggunakan Chrome, Google Pay akan secara otomatis memperbarui semua detil pembayaran Anda.
Google hampir selalu menemukan kendala terutama soal produknya yang tidak terfokus dan terlalu bervariasi—seperti bisa dibuktikan pada Hangout, Spaces, Allo and Duo yang kesemuanya termasuk dalam aplikasi messenger besutan Google.
Semestinya, Google Pay bisa hadir dan memberikan kemudahan bagi para penggunanya, selagi mencoba terus kompetitif dengan betapa fungsional-nya Apple Pay. Google Pay juga telah membantu layanan pembayaran yang terjadi dalam perusahaan mereka sendiri
Berdasarkan Google, layanan ini sudah tersedia di Dice, Fandango, Hungry House, Instacart, dan aplikasi pembayaran lainnya. Masih belum jelas 100 persen apakah Google Pay kelak akan mampu menggantikan ketenaran Android Pay dan Google Wallet di Play Store –atau akan berjalan beriringan—kita lihat saja. [WW/HBS]